DETEKSI Sugarcane Mosaic Virus PADA TEBU (Saccharum officinarum L.) MENGGUNAKAN METODE Reverse Transcription – Polymerase Chain Reaction
Abstract
Penyakit mosaik adalah salah satu penyakit penting pada tanaman tebu di
Indonesia yang salahsatunya disebabkan oleh Sugarcane Mosaic Virus (ScMV).
Kehadiran penyakit ini dapat menekan tingkat produktifitas tanaman tebu
(Saccharum officinarum L.) 0.2% sampai 50% tergantung tingkat infeksi virus dan
ketahanan varietas terhadap penyakit mosaik. Gejala mosaik pada tebu sulit untuk
dibedakan dengan kelainan yang diakibatkan oleh kekurangan nutrisi seperti klorosis,
selain itu penyakit mosaik juga dapat diakibatkan oleh ScSMV (Sugarcane Streak
Mosaik Virus). Untuk itu diperlukan pengkajian awal untuk mendeteksi ScMV
menggunakan metode RT-PCR.
Deteksi awal gejala mosaik, dilakukan dengan survey gejala dan pengambilan
sampel daun tebu yang terdapat gejala mosaik di lapang. Uji tular dengan inokulasi
mekanik pada tanaman model sorgum dan tebu untuk memastikan gejala mosaik
akibat infeksi virus. Gejala mosaik yang muncul dideteksi dengan RT-PCR. Hasil
survey gejala menunjukkan gejala mosaik berupa garis-garis kuling-hijau pada
lembaran daun tebu. Varietas tebu yang terserang ScMV adalah PS 864, PS 88, VMC
7616 dan Cokro.
Hasil uji tular pada tanaman sorgum dan tebu menjukkan gejala mosaik yang
mirip dengan gejala mosaik lapang dengan tingkat keparahan pada 42 hari setelah
inokulasi mencapai 25-72,19 % pada sorgum dan 0-26,67% pada tebu. Deteksi RTPCR
pada tebu lapang, uji tular pada sorgum dan tebu menunjukkan adanya band
DNA unukuran 900 bp yang diduga gen cp ScMV setelah elektroforesis gel.
Berdasarkan hasil pembacaan urutan nukeotida pita DNA hasil RT-PCR,
diperoleh sekuensi yang ukurannya bervariasi yang berkisar 804 nt dari sampel tebu di lapang hingga 906 nt dari sampel hasil propagasi. Sebanyak 710 nukleotida dari
masing-masing sampel (tanaman di lapang, tanaman propagasi, dan tanaman uji tular)
berhasil dipilih berdasarkan analisa pensejajaran berganda (multiple aligment)
menggunakan ClustalW. Hasil analisis sekuens melalui BLAST di NCBI
menunjukkan gen tersebut adalah gen CP ScMV homolog dengan gen cp ScMV
database dengan tingkat identity mencapai 91%, query cover 98%, dan E-Value 0,0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode RT-PCR sangat efektif untuk
mendeteksi ScMV.