Penguasaan Siswa terhadap Kompetensi Mata Pelajaran Ujian Nasional: Gambaran Keberhasilan, Kegagalan dan Faktor Penyebab serta Alternatif Model Solusinya di Kabupaten Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh reralita di lapangan, bahwa secara nasional kualitas pendidikan masih rendah. Meskipun pemerintah telah berusaha meningkan mutu pendidikan, namun belum menunjukan peningkatan siknifikan. Berdasarkan perolehan nilai hasil mata pelajaran (mapel) ujian nasional (UN), khususnya jenjang SMA/MA justeru cenderung mengalami penurunan kualitas. Secara regional, yaitu di tingkat propinsi dan kabupaten/kota juga mengalami penurunan. Hal ini terbkti, berdasarkan perolehan nilai mapel UN Propinsi Jawa Timur tahun 2009 rata-rata mencapai 20,15 dan tahun 2010 rata-rata mencapai 19.05 untuk semua mapel. Di tingkat kabupaten juga menurun, khususnya Bondowoso rerata nilai UN IPA 2009-2010 turun 22,94%, IPS menurun 18,94%; nilai hasil UN IPA turun (18,49%), Situbondo IPS menurun 19,68%; IPA menurun (16,49%); dan Banyuwangi IPA naik 19,45%, IPS menurun 21,00%.
Penelitian ini dirancang dengan mengggunakan desain deskriptif-kualitatif dan pengembangan. Rancangan deskriptif-kualitatif digunakan untuk mengkaji masalah kualitas perolehan nilai UN dan factor-faktor penyebab belum terkuasainya SK/KD mapel UN SMA/MA. Sedangkaan rancangan penelitian pengembangan digunakan untuk merumuskan model implementasi pemecahan masalah. Desain penelitian ini menggunakan model Thiagarajan dengan tahap 4-D, yaitu define, design, develop, dan desseminate.
Hasil penelitian menggambarkan penguasaan kompetensi berdasarkan perolehan nilai kurang dari KKM (<60) mapel UN siswa SMA/MA tiga tahun terakhir di tiga wilayah sasaran penelitian diperoleh informasi, bahwa Bahasa Indonesia merupakan mapel paling bermasalah dan perlu mendapatkan perhatian serius. Tingkat kegagalan penguasaan SK/KD jurusan IPA mupun IPS atau semua jurusan mapel Bahasa Indoenesia termasuk pada kategori paling tinggi yaitu (42,88%) dan Matematika menempati urutan kedua (17,79%). Sementara, untuk uji SK/KD mapel jurusan IPA yang bermasalah dan perlu mendapatkan perhatian agak serius secara urut adalah mapel Fisika (20,16%) dan Biologi (8,07%). Sedangkan uji kompetensi kategori mapel IPS yang sangat bermasalah dan perlu penanganan sunggu-sungguh secara urut adalah mapel Geografi (61,49%) dan Sosiologi (16,59%).
Pendorong keberhasilan penguasaan kompetensi mapel UN SMA/MA di tiga kabupaten sasaran penelitian yang sangat berpengaruh: a) motivasi dari diri siswa sendiri terutama yang terkait dengan kebermaknaan belajar; b) peran guru dan sekolah; c) dorongan dari lingkungan (keluarga, lingkungan sosial pergaulan siswa, dan lingkungan sekolah; d) sarana-prasarana belajar. Fakror-faktor penyebab belum terkuasainya SK/KD mapel UN di tiga daerah penelitian disebabkan oleh: a) faktor negatif dari internal siswa sendiri dan pengaruh lingkungan sosial-budaya tidak baik; b) dari faktor rendahnya kinerja dan profesionalitas guru; c) keterbatasan sarana prasarana belajar
Alternatif model pemecahan masalah yang ditawarkan adalah sebagai berikut: 1) Pendanmpingan: REncanakan, LAKsanakan, dan ASesmen (RELAKAS) melalui forum MGMP bekerjasama dengan LPTK atau didampingi oleh pakar; 2) SIap Belajar Optimal Mandiri dan BERhasil (SIBOMBER). Model RELAKAS danm SIBOMBER ini kemudian dikembangkan, disesuaikan, dan diimplementasikan berdasarkan karakteristik setiap mapel, kondisi di masing-masing sekolah dan daerah.
Kata Kunci : penguasaan kompetens; mata pelajaran ujian nasional; keberhasilan, kegagalan, dan faktor penyebab; alternatif model solusi.