• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Law
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Law
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    KAJIAN YURIDIS TENTANG PERJANJIAN BAGI HASIL PANEN (PAROAN) MENURUT HUKUM ADAT MADURA PADA MASYARAKAT PANAGUAN KECAMATAN LARANGAN KABUPATEN PAMEKASAN

    Thumbnail
    View/Open
    Nurfitriyah Dewi - 100710101059.pdf (2.418Mb)
    Date
    2015-12-18
    Author
    DEWI, Nurfitriyah
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Kesimpulan berdasarkan penelitian yang penulis lakukan tentang Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil pertanian di Desa Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan dapat di ambil suatu kesimpulan sistem pelaksanaan perjanjian Bagi Hasil Pertanian di Desa Panguan Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan yaitu dengan melaksanakan perjanjian Bagi Hasil mendasarkan pada hukum Adat setempat, hanya mendasarkan pada persetujuan antara pihak pemilik tanah dan penggarap secara lisan atas dasar kepercayaan dalam membagi imbangan hasil pertanian dengan Cara “maroh” atau “paroan” dari jumlah total hasil panen setelah dikurangi biaya –biaya3 Hak dan Kewajiban pemilik dan penggarap ditentukan bersama secara musyawarah sesuai dengan struktur tanah yang akan digarap, demikian juga mengenai jangka waktu penggarapan ditetapkan secara musyawarah, biasanya dalam waktu 1x panen Faktor-Faktor yang mempengaruhi dalam menentukan pilihan sistem perjanjian Bagi Hasil di Desa Panaguan Kecamatan Larangan adalah karena sistem perjanjian ini dianggap banyak keuntungannya yang dapat diperoleh baik nbagi pemilik tanah maupun bagi penggarap.4 Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan tentang perjanjian bagi hasil pertanian di Wilayah Desa Panaguan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan kiranya penulis dapat sampaikan saran. Dalam pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil sebaiknya pemilik tanah dan calon penggarap haruslah membuka diri atau mengusakan melaksanakan perjanjian bagi hasil pertanian dengan undang-undang yang sudah ada yakni Undang-undang No 2 tahun 1960 yang sudah disahkan oleh pemerintah sehingga tidak lagi menurut hukum adat kebiasaan sebagai mana yang berlangsung selama ini. Agar terjamin perlindungan hukumdan kepastian hukumnya baik bagi penggarap juga pemilik tanah agar nantinya kedua pihak tidak merasa dirugikan atau di untungkan sepihak.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/67816
    Collections
    • UT-Faculty of Law [6301]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository