• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Law
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Law
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    URGENSI KEDUDUKAN POKOK-POKOK HALUAN NEGARA (PPHN) BERKAITAN DENGAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT (MPR) DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

    Thumbnail
    View/Open
    Nasrul Suhuf Salehan - 100710101197.pdf (966.5Kb)
    Date
    2015-12-18
    Author
    SALEHAN, Nasrul Suhuf
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Kesimpulan dari hasil pembahasan ini adalah : Bahwa, setelah amandemen UUD 1945, MPR dikatakan bukan lagi menjadi Lembaga Tertinggi Negara melainkan Lembaga Tinggi yang sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara lainnya, seperti DPR, DPD, MK, KY serta Presiden dan Wakil Presiden, akan tetapi pada kenyataannya MPR masih memiliki wewenang yang tertinggi dibanndingkan lembaga tinggi negara yang lainnya. Seperti ketentuan dari pasal 4 Peraturan MPR Nomor 1 tahun 2014 bahwa, “MPR merupakan lembaga permusyawaratan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara yang memiliki kewenangan tertinggi”. Maka dari itu MPR tidak bisa dikatakan sejajar dengan lembaga tinggi lainnya, karena memang MPR sampai saat ini merupakan lembaga yang paling tinggi dalam hal kewenangannya. bahwa sesungguhnya memang benar, sejak masa reformasi, GBHN telah digantikan oleh RPJP Nasional. Namun terjadi permasalahan dalam pelaksanaan RPJP Nasional itu sendiri, dikarenakan oleh RPJM Nasional sebagai implementasi RPJPN itu terpengaruh oleh visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden yang selalu berganti dalam 5 (lima) tahun sekali, belum lagi masuknya kepentingankepentingan politik partai yang mencalonkan, sehingga pelaksanaannya menjadi tidak konsisten dan tidak terarah. Sulit untuk mewujudkan cita-cita dan keinginan bersama dari bangsa ini seperti yang tertera pada alinea ke IV UUD 1945 jika sistem pembangunan di Indonesia tetap seperti itu. Oleh karena itu, penting bagi MPR melalui Lembaga Pengkajian sebagaimana disebutkan dalam Pasal 64 dan Pasal 65 Peraturan MPR Nomor 1 tahun 2014, untuk merevitalisasi GBHN dalam bentuk PPHN untuk memperbaiki sistem perencanaan pembangunan di Indonesia guna mewujudkan apa yang telah di cita-citakan oleh bangsa ini sejak lama.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/67813
    Collections
    • UT-Faculty of Law [6301]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository