ALAT PENDETEKSI KADAR GAS CO DENGAN SENSOR TGS 2442 BERBASIS MIKROKONTROLER
Abstract
RINGKASAN
Alat Pendeteksi Kadar Gas CO dengan Sensor TGS 2442 Berbasis
Mikrokontroler; M Adhi Kharisma Jiwa, 081810201026; 2013; 50 halaman;
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Jember.
Tingkat kelayakan udara yang kita hirup memang tidak dapat terdeteksi oleh
mata kita secara langsung. Hal ini diakibatkan oleh semakin bertambahnya jumlah
populasi manusia yang diiringi perkembangan teknologi yang kurang ramah
lingkungan. Unsur yang berpengaruh di dalamnya adalah gas CO (Carbon
Monoksida), yang merupakan suatu gas atau komponen tidak bewarna, tidak berbau,
dan tidak mempunyai rasa yang terdapat dalam bentuk gas pada suhu
192° .
Komponen ini mempunyai berat sebesar 96.5 % dari berat air dan tidak larut dalam
air (Fardiaz, 1992).
Berdasarkan hal ini, muncul suatu inspirasi untuk menciptakan suatu
instrument elektronik yang bisa digunakan untuk mengetahui kadar polusi CO suatu
ruang. Penelitian ini akan menciptakan suatu alat elektronik yang pada hasil
tampilannya akan menunjukkan nilai berupa ppm pada LCD (Liquid Crystal
Display). Alat ini dikalibrasikan dengan alat CO Analyzer Dinas Perhubungan
Bondowoso dengan tujuan menghasilkan alat yang sudah terkalibrasi.
Berdasarkan hasil dan analisis data didapat bahwa alat yang berhasil
diciptakan yakni detektor gas CO memiliki nilai R
sudah memenuhi syarat dan
berada pada rentan yang sudah ada, yakni bernilai 34.633 Ω. Adapun rentan nilai
yang ditentukan adalah berada pada kisaran 13.3 Ω - 133 Ω ditunjukkan pada
datasheet sensor. Pengujian kestabilan dari pendeteksian gas CO juga dilakukan yang
ditunjukkan pada grafik kestabilan alat detektor gas CO, dengan sumbu y sebagai
range keluaran gas karbon monoksida (CO) dan sumbu x sebagai banyaknya
sampling pengambilan data dengan waktu 96 detik pada tiap – tiap pengambilan
datanya.
viii
O
Hasil pengulangan, didapatkan nilai emisi gas CO yang stabil yakni berada
pada rentan 38.889 – 45.651 ppm. Ketika pengujian ke 7, didapatkan nilai keluaran
sebesar 53.544 ppm. Hal ini dikarenakan sepeda revo tersebut tidak dalam keadaan
stasioner atau diberi penambahan tekanan keluaran. Penambahan tekanan keluaran
dilakukan dengan cara menaikkan tuas gas pada sepeda motor. Berdasarkan hasil uji
statistik menggunakan oneway ANOVA pada tabel 4.4 untuk sepeda motor V-ixion
tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai ppm yang diukur menggunakan CO Analyzer
dengan detektor gas CO. hal ini ditunjukkan dengan hasil F