UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SECARA IN VITRO DAN KEMAMPUAN PROTEKSI TERHADAP KERUSAKAN DNA DARI PROTEIN BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.)
Abstract
Penyakit degeneratif telah menjadi segmentasi permasalahan tersendiri seiring semakin tingginya angka prevalensi di masyarakat. Peningkatan prevalensi penyakit degeneratif erat kaitannya beberapa faktor resiko seperti peningkatan usia, gaya hidup yang tidak sehat, makanan berlemak, dan paparan radikal bebas seperti sinar UV, asap rokok, dan asap kendaraan. Peranan oksigen aktif dan radikal bebas terhadap kerusakan jaringan pada tubuh telah diketahui menempati porsi yang sangat besar. Radikal bebas terpenting dalam tubuh adalah radikal derivat dari oksigen yang disebut kelompok oksigen reaktif (reactive oxygen species/ROS), termasuk didalamnya adalah radikal hidroksil (•OH). Radikal hidroksil diketahui memiliki peranan besar dalam inisiasi kerusakan terhadap DNA melalui mekanisme pemutusan ikatan hidrogen antar basa DNA karena karakterisktik DNA memiliki bagian paling lemah pada ikatan hidrogen antar basa nitrogen, selain itu radikal hidroksil juga berperan dalam kerusakan DNA melalui proses oksidasi gugus pentosa pada deoksiribosa membentuk radikal peroksil. Paparan radikal hidroksil secara terus menerus menyebabkan fragmentasi DNA sehingga fungsi DNA menjadi abnormal. Banyak senyawa antioksidan yang telah direkomendasikan sebagai pencegahan radikal bebas, sebagai contohnya sumber antioksidan alami dari tanaman melinjo (Gnetum gnemon L.). Dari hasil penelitian sebelumnya melaporkan bahwa protein dari biji melinjo (Gg-PI) mempunyai potensi aktif sebagai antioksidan yang efektif untuk mengikat radikal bebas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan pemurnian protein biji melinjo (Gnetum gnemon L.) yang paling efektif mencegah kerusakan DNA akibat
radikal bebas yang diinduksi reaksi fenton secara in vitro dan uji peredaman radikal hidroksil. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental (true experimental). Sampel uji yang dipergunakan merupakan tiga tahapan pemurnian protein biji melinjo (Gnetum gnemon L.) Gg-PK, Gg-PI, dan Gg-PH. Konsentrasi larutan uji 0; 0,5; 1; 2; 4; 8; dan 10 μg/mL dalam pengujian aktivitas peredaman radikal hidroksil (OH) dan konsentrasi larutan uji 15 μg dalam pengujian kemampuan proteksi biji melinjo terhadap kerusakan DNA dalam gel agarose 1%. Data yang diperoleh berupa persen (%) peredaman radikal hidroksil dan nilai IC50 yang menunjukkan kemampuan sampel uji dalam menghambat radikal hidroksil sebanyak 50%, serta hasil transiluminasi UV pengujian degradasi deoksiribosa dalam gel agarose 1% yang menunjukkan perbandingan bentuk pita DNA supercoiled, open circular, dan linear. Analisis data menggunakan uji normalitas, selanjutnya diuji dengan uji korelasi sederhana bivariat untuk melihat hubungan antara variable bebas terhadap variable terikat. Kemudian uji dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA jika data terdistribusi normal dan homogen.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapatnya efek proteksi terhadap kerusakan DNA dan kemampuan meredam radikal hidroksil dari sampel uji protein biji melinjo (Gnetum gnemon L.). Kemampuan paling besar dalam meredam radikal hidroksil ditunjukkan oleh protein terhidrolisis biji melinjo (Gnetum gnemon L.). Semakin tinggi konsentrasi protein biji melinjo maka aktivitas peredaman radikal hidroksil juga semakin besar. Protein terhidrolisis (Gg-PH) biji melinjo juga kemampuan paling besar dalam melindungi DNA dari kerusakan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah karakter protein terhidrolisis biji melinjo (Gg-PH) memiliki aktivitas peredaman radikal hidroksil paling tinggi diantara tahapan pemurnian protein lainnya, ditunjukkan dengan nilai IC50 sebesar 4,4 ± 0,2 μg/mL serta memiliki kemampuan melindungi DNA dari kerusakan akibat radikal hidroksil.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]