ANALISIS KAPASITAS FRAME UNTUK PENGUJIAN LENTUR
Abstract
Laboratorium Struktur Teknik Sipil Universitas Jember mempunyai peralatan
uji material yang lengkap, namun tidak disertai dengan alat uji struktur yang
memadai. Terjadinya perbedaan hasil yang signifikan antara teori dan aktual serta
gagalnya frame pada saat pengujian benda uji, mendorong untuk merencanakan ulang
frame yang digunakan sebagai tumpuan pengujian.
Redesign dilakukan guna menentukan bentuk frame yang sesuai untuk
pengujian benda uji berupa balok lurus dan pelengkung. Pada tahap awal,
perencanaan kapasitas tidak dilakukan karena bahan penyusun frame sudah tersedia,
sehingga perencanaan hanya dilakukan sampai pada tahap gambar desain. Analisis
untuk mengetahui kapasitas frame dilakukan dengan simulasi pembebanan ditengah
bentang memanjang dan melintang secara bergantian dengan pembebanan bertahap,
mulai dari beban 1 ton sampai dengan beban yang mendefinisikan lendutan
dinyatakan pada batas aman (L/360). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
program SAP 2000 dengan kontrol hasil menggunakan metode statika.
Dari analisis simulasi pembebanan diketahui untuk kapasitas maksimum frame
mempunyai dua definisi kekuatan, yaitu (a) kapasitas frame dengan tumpuan hidrolis
dan (b) kapasitas frame tanpa tumpuan hidrolis dibentang melintang tengah bentang
frame. (a) mempunyai kapasitas maksimum sebesar 20 ton dan (b) sebesar 10 ton.
Jika frame yang ada dimaksudkan sebagai frame pengujian, maka pada setiap
penambahan beban pada benda uji, frame akan menerima beban 40% lebih besar dari
beban yang diberikan (Carpenter and Le-Wu-Lu, 1968). Dengan demikian, besar
beban maksimum ijin yang diperbolehkan saat pengujian hanya sampai pada beban
(a) sebesar 6 ton dan (b) sebesar 12 ton. Hasil tersebut didukung dengan kapasitas sambungan yang memakai pelat siku sebesar 18,807 ton dan sambungan tipe End-
Plate sebesar 36,62 ton. Untuk perencanaan pondasi didasarkan pada kapasitas
maksimum frame sesuai kriteria aman dari komponen struktur lentur , yaitu pada
beban 20 ton yang secara perhitungan manual didapatkan untuk gaya aksial akibat
beban terfaktor, Pu, sebesar 33,57 ton, momen arah x, Mux, sebesar 8,39 tonm, dan
momen arah y, Muy, sebesar 5,59 tonm. Dilengkapi data tanah yang didapat dari
laboratorium tanah Universitas Jember, dihasilkan untuk kapasitas daya dukung
tanah sebesar 142,27 kN/m2 (metode Terzaghi dan Peck, 1943). Dari hasil
perhitungan itu didapatkan tulangan yang digunakan untuk pondasi pada arah
memanjang (searah x) adalah D22-200, arah melintang (searah y) adalah D19-100,
serta ditentukan untuk material beton menggunakan beton fc’ 20 MPa. Untuk
memperkokoh posisi frame digunakan base-plate setebal 16 mm. Sebagai angkur
digunakan baut ϕ 22 mm yang setelah dianalisis diketahui untuk kuat tariknya sebesar
740,85 kN, kuat jebol beton 219,57 kN, dan kuat cabut beton sebesar 257,07 kN.
Adanya profil yang tidak seragam serta tidak adanya penambahan pengaku
pada bagian-bagian penyusun menyebabkan kapasitas frame tidak bekerja maksimal.
Hal ini menyebabkan kapasitas profil penyusun frame tidak tereksplorasi secara
keseluruhan sampai pada batas maksimum. Dengan adanya kekurangan tersebut,
disarankan ada perencanaan ulang pada batang-batang yang tersusun dari Canal
ganda dan penambahan pengaku pada profil-profil penyusunnya (lihat gambar 2.23
dan gambar 2.24) agar frame yang ada dapat bekerja maksimal.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]