Etnobotani Pemanfaatan Tumbuhan Secara Tradisional Dalam Pengobatan Hewan Ternak Oleh Masyarakat Using Di Kabupaten Banyuwangi;
Abstract
Dalam menjalankan perekonomian negara, banyak aspek yang berperan
dalam meningkatkan komoditas negara. Aspek-aspek tersebut antara lain dalam
bidang perkebunan, pertanian, perikanan, perdagangan, dan yang tidak kalah
pentingnya adalah di bidang peternakan. Banyak hewan yang dapat diternakan,
karena hewan ternak mempunyai manfaat yang cukup banyak untuk kehidupan
manusia seperti bisa digunakan untuk bahan makanan, diperah susunya, dan kulitnya
bisa digunakan untuk kerajinan seperti tas, sabuk, dompet, sepatu, jaket, dll. Namun,
produksi dari ternak akan menjadi tidak berguna dan membahayakan kesehatan
apabila hewan terkena penyakit
Untuk mengatasi penyakit yang menyerang ternak, peternak biasanya
menggunakan obat-obatan yang dicampurkan ke dalam pakan ternak dan juga bisa
langsung disuntikkan pada hewan ternak. Pada pemakaian obat-obatan kimia dalam
bidang peternakan faktor keamanan juga harus dipertimbangkan diantaranya adalah
keamanan produk peternakan dari residu obat-obatan yang digunakan, karena bisa
menimbulkan efek samping pada hewan ternak maupun hasil dari ternak itu sendiri.
Adanya efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan obat kimia membuat
peternak saat ini banyak yang beralih kembali menggunakan obat alami sesuai
konsep hidup back to nature yang digemari saat ini dengan memanfaatkan
tumbuhan yang ada di sekitarnya. Selain juga karena penggunaan tumbuhan
sebagai obat alami merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia sejak dulu karena
obat alami tidak mempunyai efek samping yang berbahaya terhadap produksi dari
hewan ternak. Pengetahuan akan racikan tumbuhan obat didukung dengan
tersedianya berbagai macam tumbuhan pekarangan yang bisa dijadikan obat
ternak oleh masyarakat.
ix
Penelitian ini dilakukan di desa Kemiren dan Olehsari, kecamatan Glagah
serta di desa Boyolangu dan Penataban di kecamatan Giri dengan jumlah
responden yaitu 24 orang responden. Metode yang digunakan adalah metode
penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Teknik sampling yang
digunakan yaitu Purposive Sampling dan Snowball Sampling dengan teknik
pengumpulan data melalui wawancara semi-stuctured menggunakan tipe
pertanyaan open-ended. Analisis data dengan analisis Use Value dan Informant
Concencus Factor. Data dengan nilai Use Value dan Informant Concencus Factor
tertinggi dilakukan studi literatur dengan pendekatan fitokimia.
Hasil dari penelitian yang didapat dari responden masyarakat Using di
kabupaten Banyuwangi terinventarisasi 29 spesies tumbuhan dari 17 famili yang
digunakan untuk bahan pengobatan ternak secara tradisional. Dari hasil penelitian
didapatkan lima jenis pengobatan ternak yang dianggap penting oleh masyarakat
Using di Kabupaten Banyuwangi yang ditunjukkan dengan nilai ICF yang tinggi
yaitu enam jenis pengobatan ternak. Jenis Pengobatan tersebut berturut-turut yaitu
pengobatan untuk ternak kesleo, keracunan, penyakit akibat virus, gangguan
metabolisme, reproduksi, dan serangan parasit. Sedangkan perawatan yang
dianggap tidak begitu penting untuk dilakukan uji lebih mendalam yang
ditunjukkan dengan nilai ICF yang tergolong rendah karena memiliki nilai UV
dibawah 0,30 sedangkan tumbuhan yang memiliki nilai UV diatas 0,30 dapat
dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai bioaktivitas tumbuhan yang
digunakan untuk pengobatan ternak tersebut.
Berdasarkan hasil nilai Use Value dan Informant Concencus Factor
tertinggi diperoleh kunyit, aren, temulawak, pisang, kelapa, lempuyang, jeruk
nipis, sembukan, wuni, kencur, pace, jagung, brotowali, bawang putih dan jambu
biji yang berpotensi untuk dilakukan uji lebih lanjut sebagai bahan obat tradisional
untuk ternak.