KONFLIK PERAN GANDA MAHASISWI SOSIOLOGI FISIP UNIVERSITAS JEMBER YANG TELAH MENIKAH
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tentang
bagaimana seorang mahasiswi yang telah menikah dan kemudian memiliki
beberapa peran sekaligus harus menjalanakan peran-peran yang dibebankan
padanya dengan baik tanpa mengorbankan ataupun melalaikan salah satunya.
Meski mereka masih berusia relatif muda dan masih memiliki ambisi yang kuat
mereka harus menjalani kehidupan dengan berbagai peran yang harus
dilaksanakan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan ataupun
menggambarkan secara sistematis mengenai kejadian yang ada, serta hubunganhubungan
antar fenomena yang ada di lokasi. Peneliti mengambil lokasi penelitian
pada mahasiswi Sosiologi FISIP Universitas Jember. Teknik penentuan informan
yang dilakukan adalah dengan metode Purposive Sampling sesuai kriteria yang
relevan dengan masalah penelitian. Metode pengumpulan data dengan studi
pustaka dan studi lapang meliputi observasi, wawancara serta dokumentasi. Uji
keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber data. Proses
selanjutnya adalah melakukan analisis data meliputi reduksi data, penyajian data,
dan selanjutnya pengambilan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini, bahwa mahasiswi yang memutuskan untuk
menikah ditengah masa studinya secara langsung memiliki beberapa tanggung
jawab atas peran domestik dan publik yang mereka jalani, sedangkan usia mereka
masih relatif muda sehingga konflik antar peran rentan menimbulkan konflik baik
antar keluarga maupun dengan dirinya sendiri. Mahasiswi yang memutuskan
untuk menikah sebagian besar dari mereka karena mengalami kehamilan diluar
pernikahan, itu berarti keputusan untuk menikah disaat mereka masih berusia
muda bukan karena kehendak dan kesiapan mental, melainkan karena
keterpaksaan demi menutupi aib yang dapat mempermalukan keluarga. Dari situ
dapat terlihat konflik antar dirinya dan keluarga mulai tercipta, dan kemudian
mereka menjalani kehidupan sebagai ibu rumah tangga dan juga seorang
mahasiswa yang berhadapan langsung dengan lingkungan masyarakat yang tidak
jarang memandang negatif wanita yang masih mengejar pendidikan tinggi meski
menikah, bagi mereka tugas wanita hanya dirumah dan mengurusi rumah tangga.
Belum lagi seorang mahasiswa yang menikah harus bisa membagi waktu antara
tugas kuliah yang terkadang menyita banyak waktu dengan keluarga.