PENERAPAN METODE BOX COUNTING UNTUK IDENTIFIKASI TELAPAK TANGAN
Abstract
Metode box counting adalah metode penghitungan dimensi fraktal dengan
membagi citra menjadi kotak-kotak kecil dalam berbagai variasi ukuran. Fraktal
sendiri berasal dari kata latin fractus yang artinya patah, pecah atau tidak teratur.
Beberapa fraktal, apabila dipecah dan diambil beberapa bagian kecilnya jika
diperbesar akan terlihat mirip dengan fraktal aslinya (self similarity). Penelitian
menggunakan metode box counting diterapkan pada identifikasi telapak tangan
dengan mengambil ciri berupa garis-garis telapak tangan.
Tahapan pada identifikasi telapak tangan adalah proses awal pengolahan
citra digital, ekstraksi ciri dimensi fraktal yang dihitung menggunakan metode box
counting, dan pencocokan nilai dimensi fraktal menggunakan koefisien korelasi.
Proses pengolahan citra yang diterapkan antara lain proses cropping, pengubahan
menjadi citra grayscale, proses adaptif histogram ekualisasi, dan proses
thresholding. Pada tahap pencocokan menggunakan koefisien korelasi, nilai-nilai
dimensi fraktal yang dihasilkan dari proses penghitungan metode box counting
dibandingkan menggunakan rumus koefisien korelasi.
Pada penelitian ini, dilakukan pengujian dua puluh citra telapak tangan uji
yang lima belas diantaranya adalah citra milik orang yang sama dengan citra
telapak tangan acuan, sedangkan lima lainnya berasal dari citra milik orang yang
berbeda. Kemudian kedua puluh citra telapak tangan uji tersebut diidentifikasi.
Selanjutnya pengujian menggunakan beberapa variasi ukuran kotak untuk
mengetahui seberapa berpengaruh ukuran kotak pembagi pada metode box
counting. Pengujian juga menggunakan beberapa nilai koefisien korelasi. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui nilai koefisien korelasi yang paling sesuai untuk
digunakan pada program identifikasi telapak tangan.
viii
Hasil yang didapatkan dari identifikasi dua puluh citra telapak tangan uji
adalah memperoleh persentase keberhasilan sebesar 85%. Pada percobaan
pengubahan variasi ukuran kotak didapatkan persentase keberhasilan 85% untuk
variasi ukuran kotak
1
2
,
1
4
,
1
8
,
1
16
,
1
32
,
1
64
, … ,
1
4096
dan 65% untuk variasi ukuran
kotak
1
2
,
1
4
,
1
8
,
1
16
,
1
32
,
1
64
,
1
128
. Sedangkan pada percobaan pengubahan nilai koefisien
korelasi didapatkan persentase keberhasilan program 65% untuk nilai koefisien
korelasi 0,85 dan 0,95 serta 85% untuk nilai koefisien korelasi 0,99