ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BERBASIS POLYA SUBPOKOK BAHASAN GARIS DAN SUDUT KELAS VII-C DI SMP NEGERI 1 GENTENG BANYUWANGI
Abstract
Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Penguasaan strategi pemecahan
masalah matematika yang berbeda-beda pada tingkatan kemampuan matematikanya
tentu didasari oleh kesadaran dalam berpikirnya yaitu kesadaran tentang apa yang ia
ketahui dan bagaimana ia menerapkannya yang disebut dengan metakognisi. Strategi
metakognisi merujuk kepada cara untuk meningkatkan kesadaran mengenai kelengkapan keterampilan metakognisi siswa berdasarkan jawaban dari
soal tes siswa, dan hasil dari think aloud siswa.
Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat diketahui bahwa ketercapaian
tahap keterampilan metakognisi ketiga subjek pada kelas VII-C di SMP Negeri
Genteng pada keterampilan perencanaan yang dilihat pada dua tahapan Polya yaitu
memahami masalah dan merancang rencana. Subjek satu memiliki keterampilan
perencanaan yang lebih baik daripada subjek dua dan tiga. Subjek dua dan tiga
memiliki keterampilan perencanaan yang kurang baik dikarenakan tidak memahami
soal dengan baik, sehingga keterampilan merencanakannya pun kurang tepat. Pada
keterampilan pemantauan yang dilihat pada tahapan melaksanakan rencana, subjek
satu dan dua memiliki keterampilan pemantauan yang lebih baik daripada subjek tiga.
Subjek tiga kurang mampu mengawasi atau memantau penyelesaiannya dengan baik
sehingga penyelesaiannya pun tidak sesuai dengan permintaan soal. Pada tahap
terkahir yaitu melihat kembali, subjek satu memiliki keterampilan penilaian yang
lebih baik daripada subjek dua dan tiga. Subjek dua dan tiga kurang memiliki
keterampilan penilaian yang optimal sebab kurang menguasai materi garis dan sudut
dan tidak mampu menyelesaikan dengan cara lain. Sehingga diharapkan untuk
peneliti selanjutnya, ada penanganan dari analisis ini dan juga in-depht interview agar
terlihat keterampilan metakognitif siswa lebih optimal. Selain itu, diharapkan tidak
hanya ketiga keterampilan metakognitif itu saja yang dianalisis, namun ada
keterampilan prediksi yang harus dinalisis agar keterampilan metakognitif siswa lebih
terlihat maksimal pada setiap proses penyelesaian masalah yang diberikan.