ANALISIS TERUMBU KARANG BUATAN (TKB) DALAM HABITAT PERIFITON MENGGUNAKAN CORRESPONDENCE ANALYSIS dan DETRENDED CORRESPONDENCE ANALYSIS
Abstract
Perairan pulau Menjangan Besar, Kepulauan Karimunjawa, Jepara, Jawa
Tengah merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia yang memiliki lima
ekosistem dan memiliki perananan masing-masing dalam kehidupan disekitarnya,
salah satunya adalah ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang
merupakan habitat bagi banyak spesies laut untuk melakukan pemijahan, peneluran,
pembesaran anak, makan dan mencari makan (feeding & foraging). Namun kondisi
saat ini terumbu karang di perairan kepulauan Karimunjawa mengalami kerusakan
sekitar 46%, terutama disekitar Pulau Menjangan Besar sehingga diperlukan
pembuatan Terumbu Karang Buatan (TKB) agar ekosistem tetap terjaga dan
membantu melestarikan oraganisme-organisme laut.
Perifiton merupakan salah satu biota laut yang berhabitat pada terumbu
karang. Perifiton hidup menempel pada substrat, selain dapat menggambarkan
kondisi kualitas perairan, perifiton juga berfungsi sebagai pakan alami ikan dan
ternak atau bahan baku pengolah limbah cair secara biologi.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dan terdapat beberapa langkah
yang akan dilakukan. Langkah pertama adalah melakukan pengumpulan data
penyebaran perifiton pada TKB dari data sekunder, kemudian pengujian hubungan
antara perifiton dengan TKB dengan uji Perason’s Chi-Square. Setelah teruji
terdapat hubungan, maka selanjutnya melakukan analisis terhadap perifiton pada
TKB menggunakan analisis korespondensi menggunakan program R dengan paket
ca. Langkah terakhir adalah melakukan analisis terhadap keterkaitan perifiton pada
viii
TKB menggunakan analisis korespondensi detrended menggunakan program R paket
vegan dan menentukan kesimpulannya.
Dari analisis korespondensi kita dapat menyimpulkan bahwa terdapat
keterkaitan antara perifiton dengan TKB, terbukti bahwa ada banyaknya perifiton
yang menempel pada TKB dan TKB A2 memiliki angka frekuensi terbesar sebagai
tempat hidup perifiton, dan Gyrosigma fasciola sebagai biota yang banyak ditemukan
diantara jenis perifiton yang lain, namun pada plot analisis korespondensi terlihat
bahwa terjadi penyebaran yang tidak merata dikarenakan plot tersebut berada dalam
dimensi lima yang diinterpretasikan pada dimensi dua sehingga terlihat mengumpul
pada beberapa tempat, sehingga dapat diperbaiki menggunakan analisis
korespondensi detrended agar perifiton menyebar dengan merata sehingga lebih
mudah untuk dianalisis. Selain itu, hasil ploting analisis korespondensi detrended
mencapai nilai keragaman data >70% yang berarti bahwa plot analisis korespondensi
detrended dianggap mampu mewakili dari seluruh informasi data.