Analisis Nilai Tambah dan Prospek Pengembangan Agroindustri Kopi di Perusahaan Daerah Perkebunan Kahyangan Jember (Studi Kasus di Kebun Sumberwadung Desa Harjomulyo Kecamatan Silo)
Abstract
Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas unggulan subsektor
perkebunan yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Komoditi kopi di Jawa
Timur diusahakan oleh Perkebunan Besar Negara (PTPN), Perkebunan Rakyat,
dan Perkebunan Besar Swasta (PBS). Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP)
Kahyangan Jember merupakan salah satu BUMD Kabupaten Jember yang
bergerak pada bidang agroindustri perkebunan. PDP Kahyangan Jember
memproduksi kopi robusta. Hal ini berdasarkan bahwa beberapa wilayah kerja
PDP Kahyangan memiliki ketinggian 513 mdpl yang sesuai untuk budidaya kopi
robusta. PDP Kahyangan Jember tidak ada target untuk Pendapatan Asli Daerah
(PAD) tahun 2015 karena dipicu biaya operasional yang tidak diimbangi dengan
harga jual produk. Oleh karena itu, agroindustri memerlukan sebuah acuan untuk
memilih metode pengolahan yang memiliki nilai tambah terbesar yang kemudian
dapat dirumuskan strategi pengembangan agroindustri kopi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) nilai tambah produk olahan
kopi di PDP Kahyangan Jember, (2) prospek agroindustri kopi di PDP Kahyangan
Jember, dan (3) strategi pengembangan agroindustri kopi di PDP Kahyangan
Jember. Penentuan daerah penelitian menggunakan purposive method. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan analitis. Metode
pengambilan sampel yang digunakan untuk agroindustri adalah purposive
sampling yaitu pelaku agroindustri di PDP Kahyangan Jember. Analisis data yang
digunakan adalah analisis nilai tambah, SWOT, dan QSPM.
Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) nilai tambah olah basah kopi
gelondong yaitu Rp 1.697,00/kg bahan baku, olah kering kopi gelondong yaitu
Rp 1.070,00/kg bahan baku, nilai tambah kopi sangrai yaitu Rp 17.738,00/kg
bahan baku dan nilai tambah kopi bubuk yaitu Rp 22.629,00/kg bahan baku,
ix
(2) posisi perusahaan pada matriks kompetitif relatif berada pada daerah Grey
Area (kuat-terancam) sedangkan pada matriks internal dan eksternal berada pada
daerah pertumbuhan VIII. Strategi yang diterapkan yaitu memanfaatkan kekuatan
agroindustri untuk mengantisipasi ancaman terhadap agroindustri dengan strategi
diversifikasi konglomerasi yaitu menambah jenis produk olahan kopi dan
memperluas jangkauan pasar, (3) berdasarkan QSPM diperoleh prioritas strategi
dengan nilai Total Attractiveness Score (TAS) tertinggi sebesar 5,46 yaitu harga
jual produk yang bersaing untuk memperluas jangkauan pasar dan penerapan
sistem pembayaran produk secara tunai untuk memperlancar perputaran modal
perusahaan.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]