PENGARUH EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum americanum L.) TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA MENCIT (Mus musculus L.) STRAIN BALB-C DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BUKU ILMIAH POPULER
Abstract
Daun kemangi mengandung senyawa aktif berupa flavonoid, alkaloid, tanin, dan stigmasterol. Senyawa-senyawa tersebut dapat menurunkan kualitas spermatozoa. Flavonoid dan alkaloid menekan sekresi hormon testosteron, tanin menghambat perkembangan spermatid menjadi spermatozoa, serta stigmasterol menekan sekresi FSH. Hasil penelitian selama ini banyak yang hanya diketahui oleh kalangan peneliti itu sendiri dan belum dimanfaatkan sebagai penambah pengetahuan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kemangi terhadap kualitas spermatozoa mencit, mengetahui dosis ekstrak daun kemangi yang paling banyak mempengaruhi kualitas spermatozoa mencit, dan untuk mengetahui produk penelitian berupa buku ilmiah populer layak digunakan sebagai buku bacaan masyarakat awam.
Penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu penelitian eksperimental dan uji produk penelitian. Penelitian eksperimental dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kemangi terhadap kualitas spermatozoa, sedangkan uji produk penelitian dilakukan dengan penilaian validator terhadap produk penelitian berupa buku ilmiah populer. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015. Analisis data yang digunakan dalam penelitian eksperimental yaitu uji Anova, jika hasilnya berpengaruh secara signifikan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf signifikan 5%. Adapun analisis data untuk uji produk penelitian menggunakan instrumen validasi buku ilmiah populer. Mencit yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan strain Balb-C berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20-25 gram. Mencit dibagi menjadi 5
ix
kelompok perlakuan, yaitu perlakuan kontrol (tanpa ekstrak daun kemangi), perlakuan 1 (dosis ekstrak daun kemangi 5 mg/20 g BB), perlakuan 2 (dosis ekstrak daun kemangi 10 mg/20 g BB), perlakuan 3 (dosis ekstrak daun kemangi 15 mg/20 g BB), dan perlakuan 4 (dosis ekstrak daun kemangi 20 mg/20 g BB). Mencit yang sudah diberi perlakuan selama 20 hari kemudian diambil spermatozoanya di bagian epididimis. Pengamatan kualitas spermatozoa dilakukan dengan menggunakan parameter konsentrasi, motilitas, viabilitas, dan morfologi normal spermatozoa.
Hasil penelitian menunjukkan rerata konsentrasi spermatozoa paling tinggi pada P2 (dosis 10 mg/20 g BB) sebesar 47,6 juta/ml dan rerata konsentrasi spermatozoa paling rendah pada P3 (dosis 15 mg/20 g BB) sebesar 28 juta/ml. Rerata motilitas spermatozoa paling tinggi pada perlakuan kontrol sebesar 60,6% dan rerata motilitas spermatozoa paling rendah pada P3 (dosis 15 mg/20 g BB) sebesar 48,8%. Rerata viabilitas spermatozoa paling tinggi pada P2 (dosis 10 mg/20 g BB) sebesar 67,6% dan rerata viabilitas spermatozoa paling rendah pada P3 (dosis 15 mg/20 g BB) sebesar 42,4%. Rerata morfologi normal spermatozoa paling tinggi pada perlakuan kontrol sebesar 78,8% dan rerata morfologi normal spermatozoa paling rendah pada perlakuan P4 (dosis 20 mg/20 g BB) sebesar 31%. Adapun hasil validasi buku menunjukkan bahwa produk buku ilmiah populer layak dijadikan sebagai buku bacaan masyarakat awam dengan adanya beberapa revisi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) ekstrak daun kemangi berpengaruh secara signifikan pada parameter viabilitas spermatozoa (F=9,328, p=0,000) dan morfologi normal spermatozoa (F=9,837, p=0,000). Akan tetapi berpengaruh secara tidak signifikan pada parameter konsentrasi spermatozoa (F=2,596, p=0,067) dan motilitas spermatozoa (F=0,849, p=0,511). 2) Dosis ekstrak daun kemangi yang paling banyak mempengaruhi kualitas spermatozoa mencit adalah 15 mg/20 g BB mencit dan 20 mg/20 g BB. 3) Buku ilmiah populer hasil penelitian layak dijadikan sebagai buku bacaan masyarakat awam untuk menambah pengetahuan.