PERBEDAAN DENSITAS TULANG ALVEOLAR REGIO MOLAR PERTAMA AKIBAT AKTIVITAS MEMBARONG REOG PONOROGO BERDASARKAN RADIOGRAFI PERIAPIKAL
Abstract
Reog Ponorogo merupakan tarian tradisional dengan pembarong sebagai
salah satu penari utama. Pembarong mengenakan topeng dengan berat 40-60 kg yang
salah satunya ditahan dengan menggigit cakotan kayu yang melintang horizontal pada
gigi molar pertama kiri ke kanan. Tarian barongan berdurasi 15-30 menit dengan
latihan dapat mencapai 4-5 kali seminggu. Hal ini diduga menyebabkan trauma
oklusi. Salah satu akibat trauma oklusi adalah peningkatan densitas tulang alveolar
yang dapat diukur berdasarkan radiografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
ada atau tidaknya perbedaan densitas tulang alveolar regio molar pertama akibat
aktivitas membarong dan seberapa besar perbedaan tersebut.
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional. Subyek penelitian berjumlah 15 orang yang ditetapkan berdasarkan
kriteria tertentu dan dibagi dalam tiga kelompok, kelompok pembarong yang bermain
lebih dari 5 tahun, kelompok pembarong yang bermain 1-5 tahun dan kelompok
bukan pembarong. Sampel penelitian merupakan radiograf periapikal molar pertama
bawah kiri dan kanan yang kemudian diukur densitas tulangnya pada daerah furkasi
dan daerah sepertiga servikal.
Analisis data menggunakan uji parametrik, yaitu uji One Way Anova. Hasil
penelitian menunjukan adanya perbedaan densitas tulang alveolar yang bermakna
pada tiap kelompok sampel. Densitas tulang alveolar kelompok pembarong yang
bermain lebih dari 5 tahun lebih padat dibandingkan dengan kelompok pembarong
yang bermain 1-5 tahun, sedangkan densitas tulang alveolar kelompok pembarong
yang bermain 1-5 tahun lebih padat jika dibandingkan dengan kelompok bukan
pembarong. Pada kelompok pembarong yang bermain lebih dari 5 tahun densitas tulang alveolar lebih padat pada daerah furkasi dibandingkan dengan daerah sepertiga
servikal, hal ini karena daerah furkasi merupakan daerah yang paling terkena dampak
trauma oklusi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa terdapat perbedaan densitas tulang alveolar yang diakibatkan oleh trauma
oklusi karena aktivitas membarong reog Ponorogo. Densitas tulang alveolar
kelompok pembarong yang bermain lebih dari 5 tahun lebih padat dibandingkan
dengan kedua kelompok lainnya, sedangkan densitas tulang alveolar kelompok bukan
pembarong memiliki kepadatan yang terendah jika dibandingkan dengan kedua
kelompok lainnya.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]