ANALISIS PENYEDIAAN BAHAN BAKU TEBU DI PABRIK GULA NGADIREJO PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X KABUPATEN KEDIRI
Abstract
Tebu adalah tanaman berkeping satu (monokotil), termasuk suku rumput-rumputan. Tinggi batangnya 3 – 5 m, batangnya beruas dan berbuku, daun-daunnya duduk pada setiap buku dan tebu tumbuh di dataran rendah tropika. Di Indonesia terbanyak diusahakan di Pulau Jawa, terutama Jawa Timur. Pengusahaan tebu di Indonesia dilaksanakan oleh rakyat dan Pabrik Gula (PG). Tujuan utama PG ialah untuk menghasilkan gula kristal putih.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui ketersediaan bahan baku tebu di Pabrik Gula Ngadirejo PTPN X (persero) Kabupaten Kediri, dan (2) untuk mengetahui tingkat pemesanan ekonomis penyediaan bahan baku, waktu pemesanan kembali dan persediaan pengamanan bahan baku tebu di Pabrik Gula Ngadirejo PTPN X (Persero) Kabupaten Kediri. Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive methods). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahun 2013 yang dimiliki oleh PG Ngadirejo dan instansi lain sebagai pendukung. Data yang digunakan antara lain penerimaan tebu, data giling tebu dan sisa pagi dan data dari instansi lain yaitu produksi gula nasional, dan harga lelang gula.
Hasil penelitian yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut: (1) Rata-rata giling harian untuk musim giling 2013 sebesar 5783,6 ton dengan klasifikasi mutu A 0,3%, mutu B 73,2%, mutu C 21,9%, mutu D 3,8% dan mutu E 0,8%. Hasil perhitungan sebaran normal untuk data kuantitas tebu menunjukkan bahwa kapabilitas giling lebih beresiko menghambat kelancaran produksi dibanding sisa pagi dan tebu masuk dikarenakan fluktuasinya yang tinggi sedangkan untuk data kualitas tebu mutu B paling fluktuatif penyebarannya. (2) Perhitungan analisis Economic Order Quantity (EOQ) sebesar 4.654,8 ton menunjukkan terjadi inefisiensi biaya pemesanan yang dilakukan PG Ngadirejo dengan selisih 1.128,8 ton per hari giling atau terjadi pemborosan sebesar Rp. 5.033.945,10 per hari
giling. Nilai Re-Order Point (ROP) dan Safety Stock (SS) untuk penyediaan bahan baku tebu adalah 6200 ton per hari giling. Saran yang dapat dilakukan dari hasil penelitian ini adalah (1) Pengawasan pada konsistensi kapabilitas giling perlu ditingkatkan sehingga pemenuhan kapasitas yang dimiliki bisa tercapai secara optimal serta pengawasan mutu BBT dapat terkontrol dengan harapan presentase mutu A meningkat . (2) Ketepatan perkiraan kebutuhan BBT dan perkiraan total pembiayaan BBT untuk musim giling yang akan berlangsung sehingga pemesanan yang dilakukan lebih ekonomis dan diharapkan penghematan biaya dapat diperbesar kemungkinannya.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]