PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GENTENG (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PERSEORANGAN “HAJI MASHURI AMBULU” DESA KERTONEGORO JEMBER)
Abstract
Kabupaten Jember memiliki potensi yang cukup baik bagi industri pengolahan
tanah liat. Hal tersebut berdasarkan keberadaan sumber daya alam sebagai bahan
baku pembuatan genteng yang jumlahnya cukup memadai sehingga terdapat banyak
industri genteng yang menyebar di wilayah Jember. Kondisi tersebut dapat
menimbulkan kompetisi sehingga produsen genteng menetapkan karakteristik khusus
melalui kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang pencetakan genteng ialah perusahaan perseorangan “Haji Mashuri Ambulu”.
Perusahaan sudah mendapatkan berbagai prestasi terkait dengan kualitas. Pemilik
menetapkan standar pada faktor-faktor produksi dan produk yang akan dihasilkan
dengan menetapkan SOP sebagai pedoman dalam mencapai proses produksi. Pada
kenyataannya rencana tersebut tidak semuanya dapat dicapai sehingga perlunya
pengendalian kualitas. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan kegiatan
pengendalian kualitas produk genteng yang dilakukan oleh perusahaan perseorangan
“HMA” dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya
produk cacat dan rusak.
Jenis penelitian ini menggunakan tipe penelitian studi kasus dengan paradigma
kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan wawancara dengan key informan kemudian meluas pada informan lain
yang ditunjuk oleh key informan. Peneliti juga menggunakan observasi dan
dokumentasi dalam pengumpulan data, serta menggunakan data sekunder. Peneliti
menguji keabsahan data menggunakan perpanjangan keikutsertaan, triangulasi
sumber, ketekunan, dan diskusi bersama teman sejawat. Analisis data menggunakan
domain, taksonomi, dan diagram Ishikawa.
Hasil penelitian pada perusahaan perseorangan “HMA” menunjukkan bahwa
kegiatan pengendalian kualitas dilakukan berdasarkan transformasi produksi.
Perusahaan sebelumnya menetapkan standar pada produk yang akan dihasilkan dan
faktor-faktor produksi yang digunakan. Standar produk yang dihasilkan pada awalnya
hanya mencakup pada wujud dari produk tersebut namun apabila dikaji dengan voice
of customer dan SNI standar tersebut lebih kompleks. Hasil produksi dari alur
transformasi produksi tersebut menghasilkan produk genteng yang berbeda-beda.
Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan mengklasifikasikan produk genteng
tersebut menjadi empat kategori. Secara keseluruhan pengendalian kualitas yang
dilakukan oleh perusahaan perseorangan “HMA” cukup baik. Sekitar 90% produk
yang dihasilkan tergolong pada kualitas A. Pengendalian input dilakukan melalui
melaksanakan standar kualitas dan faktor-faktor produksi. Pengendalian proses lebih
berfokus pada setiap tahapan proses produksi melalui penggunaan faktor-faktor
produksi yang dimiliki berdasarkan SOP (Standar Operational Procedure). SOP
yang dimiliki kurang lengkap karena terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi
dalam proses produksi dan terdapat pembaharuan yang belum didokumentasikan.
Perusahaan perseorangan “HMA” mengelola kegiatan produksinya secara tradisional.
Faktor-faktor penyebab terjadinya produk cacat dan rusak berdasarkan pada
aspek manusia, bahan, lingkungan, metode, dan mesin & alat. Faktor penyebab utama
dari semua kelima aspek tersebut ialah manusia. Kinerja karyawan menentukan hasil
dari setiap alur transformasi yang berhubungan dengan keahlian, pengalaman, dan
kondisi teknis saat bekerja. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meminimalkan
keterbatasan karyawan sehingga dapat menghasilkan produk genteng yang memenuhi
standar sesuai dengan harapan perusahaan genteng “HMA”.