UJI AKTIVITAS ANTIDIARE PEKTIN WORTEL (Daucus carota L.) PADA MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI OLEUM RICINI
Abstract
Diare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan dan
kematian yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang seperti di
Indonesia. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat). Kandungan air tinja dalam kondisi diare lebih banyak
dari biasanya yaitu lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Berdasarkan kriteria
frekuensinya diare didefinisikan buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari.
Buang air besar encer tersebut dapat atau tanpa disertai lendir dan darah.
Salah satu tumbuhan yang memiliki khasiat antidiare adalah wortel, karena
wortel memiliki kandungan kimia pektin. Pektin bekerja sebagai adsorben yang
mampu menyerap kelebihan air dalam usus, mengurangi laju pencernaan dengan
menghentikan komponen makanan didalam usus, sehingga menyebabkan frekuensi
defekasi lebih sedikit, konsistensi feses lebih padat, bobot feses lebih kecil.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas anti diare pektin wortel.
Isolasi pektin wortel dilakukan dengan metode ekstraksi pada temperatur 100oC
selama 60 menit pada keadaan asam (pH = 2). Wortel segar diblender dengan
menggunakan aquadest sebanyak 2,5 kali massa wortel dan diatur pHnya hingga
mencapai pH 2 dengan menggunakan HCl pekat. Filtrat yang diperoleh dari proses
hidrolisis diendapkan selama 24 jam dengan etanol asam. Etanol yang digunakan
sebanyak 1,5 kali volume filtrat, serta HCl pekat sebanyak 2 mL per liter etanol.
Kemudian dilakukan pencucian untuk mengurangi adanya HCl selama proses
pengendapan. Pektin basah dikeringkan dalam desikator sehingga didapatkan pektin
kering.
Uji antidiare dilakukan dengan metode pola defekasi. Neo Kaolana digunakan
sebagai kontrol positif dan aquadest digunakan sebagai kontrol negatif. Dosis pektin
wortel 26 mg/kgBB, 52 mg/kgBB dan 104 mg/kgBB. Semua dosis diberikan secara
oral. Satu jam setelah perlakuan, semua mencit diberi 0,5 mL Oleum Ricini satu kali
secara oral kemudian diamati respon awal mula terjadinya defekasi, frekuensi
defekasi, konsistensi feses dan bobot feses setiap 30 menit selama 5 jam.
Data hasil uji aktivitas dianalisis menggunakan Mann Whitney untuk onset
defekasi dan frekuensi defekasi, sedangkan data bobot feses dianalisis dengan LSD.
Hasil analisis menunjukkan dari uji Mann Whitney pada frekuensi defekasi antara
kontrol negatif dan kontrol positif, dosis 52 mg/kg BB, 104 mg/kg BB menunjukkan
perbedaan yang signifikan, hal ini menunjukkan bahwa Neo Kaolana dan dosis
tersebut dapat mencegah terjadinya diare secara signifikan. Untuk uji antara kontrol
positif dengan kelompok dosis menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa pektin wortel memiliki aktivitas yang sama dengan kontrol
positif.
Berdasarkan onset defekasi dari uji Mann Whitney pada semua kelompok
dosis menunjukkan aktivitas yang tidak berbeda signifikan dengan kontrol negatif.
Sedangkan antara kontrol negatif dan kontrol positif menunjukkan perbedaan yang
signifikan, hal ini menunjukkan bahwa Neo Kaolana dapat mencegah terjadinya diare
secara signifikan. Untuk uji antara kontrol positif dengan kelompok dosis, hanya
dosis 104 mg/kg BB yang memiliki aktivitas yang sama dengan kontrol positif.
Berdasarkan uji LSD pada bobot feses antara kontrol negatif dan kontrol
positif serta kelompok dosis menunjukkan aktivitas yang berbeda signifikan dengan
kontrol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa kontrol positif dan dosis dapat mencegah
diare. Untuk uji antara kontrol positif dengan kelompok dosis, hanya dosis 52 mg/kg
BB yang menunjukkan perbedaan signifikan dengan kontrol positif. Hal ini
menunjukkan bahwa dosis 26 mg/kg BB dan 104 mg/kg BB memiliki aktivitas yang
lebih baik jika dibandingkan dosis 52 mg/kg BB.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]