Analisis Maturasi Gigi pada Tikus yang Mengkonsumsi Minyak Ikan Lemuru (sardinella longiceps) pada Masa Amelogenesis
Abstract
Maturasi gigi merupakan proses aposisi mineral anorganik dan resorpsi kandungan protein dan air dalam matriks gigi selama tahap pertumbuhan dan perkembangan. Terjadinya gangguan pada tahap tersebut mengakibatkan gigi akan mengalami kelainan yaitu hipoplasia ataupun hipomineralisasi yang dikenal dengan hipomaturasi pada gigi. Gangguan tersebut bisa secara sistemik maupun lokal, oleh karena trauma, infeksi, hormonal, penyakit sistemik, kekurangan nutrisi, dll. Minyak ikan lemuru mengandung Eicosanoid acid (EPA) and docohexanoic acid (DHA) dalam jumlah besar. EPA dan DHA tersebut bersifat antiinflamatori dan berperan pada regulasi molekul signaling maupun imunomudulator. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis maturasi gigi pada tikus yang mengkonsumsi minyak ikan lemuru setelah diinduksi infeksi periodontal dengan lypopolisacharide (LPS) selama masa amelogenesis. Thirty ekor tikus wistar jantan umur 5 hari, dibagi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah tikus diinduksi dengan LPS di regio molarnya (bertujuan untuk membuat gangguan maturasi gigi). Kelompok ke dua adalah tikus yang diinduksi LPS dan diberi minyak ikan, dan kelompok ke tiga adalah tikus tidak di induksi LPS dan tidak di beri minyak ikan (normal). Setelah tikus berumur 21 hari, tikus di lakukan dekaputasi dan giginya di lakukan pengamatan secara makroskopis (klinis) dan mikroskopis (SEM). Pengamatan mikroskopis dan makroskopis di lakukan skoring, dan dianalisa secara statistik menggunakan Anova satu jalur dan LSD. Hasilnya penelitian ini menunjukan bahwa secara bermakna (p<0,005) tikus yang diberi minyak ikan lemuru maturasi giginya lebih baik dibandingkan tikus yang diinduksi LPS. Disimpulkan bahwa minyak ikan lemuru mempengaruhi maturasi gigi tikus, dan mencegah terjadinya gangguan maturasi yang lebih parah