EFEKTIVITAS BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum) SEBAGAI BAHAN PEMBERSIH GIGI TIRUAN TERHADAP PERLEKATAN Candida albicans PADA PLAT NILON TERMOPLASTIK
Abstract
Dewasa ini, nilon termoplastik yang merupakan salah satu jenis bahan basis
gigi tiruan non logam, sering digunakan. Kelebihan dari nilon termoplastik itu sendiri
antara lain tidak mengandung monomer penyebab alergi, biokompatibel, densitas
rendah, fleksibilitas yang tinggi serta memiliki nilai translusesi yang baik sehinga
mampu merefleksikan warna jaringan gingival yang dibawahnya dengan baik.
Namun, sama halnya dengan gigi tiruan berbahan dasar yang lain, nilon termoplastik
juga memiliki kekurangan. Kekurangannya yaitu nilon termoplastik bersifat
higroskopis dan sukar dalam prosedur penghalusan serta pemulasan sehingga bisa
terjadi kontaminasi mikroba dan pada akhirnya akan menjadi tempat penumpukan
plak gigi tiruan.
Penggunaan gigi tiruan merupakan salah satu faktor penyebab mikroflora
normal dalam rongga mulut meningkat. Di dalam rongga mulut, basis gigi tiruan akan
selalu berkontak dengan saliva. Pada proses yang selanjutnya, basis gigi tiruan akan
mengadsorbsi protein saliva secara selektif, yaitu: glikoprotein, albumin, amilase,
lisosim, high molecular weight mucin dan sIg A, yang selanjutnya disebut acquired
denture pellicle (ADP). Segera setelah ADP terbentuk, mikroorganisme akan melekat
pada reseptor protein saliva dan membentuk koloni. Kumpulan mikroorganisme ini
vii
akan meningkat secara bertahap dan selanjutnya disebut plak gigi tiruan (denture
plaque).
C. albicans merupakan mikroflora normal dalam rongga mulut dan
merupakan mikroorganisme oportunistik yang dapat bersifat pathogen apabila
pertumbuhan dalam rongga mulut tidak terkontrol. C. albicans juga merupakan
mikroorganisme yang sering ditemukan dalam plak gigi tiruan, yang dapat memicu
terjadinya denture stomatitis. Menurut beberapa studi yang diselenggarakan di
universitas ataupun di rumah sakit, prevalensi denture stomatitis yang disebabkan
oleh C. albicans yang terjadi pada pemakai denture hampir mencapai angka 65%.
Oleh karena itu, sebagai upaya pencegahannya diperlukan pembersih gigi tiruan
(denture cleanser). Namun sesuai anjuran pemerintah dan sejak ditetapkannya
Traditional Medicine Strategy oleh WHO pada tahun 2002, penggunaan bahan
desinfeksi berfokus pada tanaman obat daripada bahan kimia dan cengkeh (Syzygium
aromaticum) merupakan salah satunya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas berbagai
konsentrasi ekstrak bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) sebagai bahan pembersih
gigi tiruan terhadap perlekatan C. albicans pada plat nilon termoplastik. Penelitian ini
berjenis eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian posttest only control
group design, yang dilaksanakan pada bulan November 2014 di Laboratorium
Bioscience dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berupa plat nilon termoplastik
berbentuk persegi dengan ukuran 10x10x1 mm yang berjumlah 30 buah.
Awalnya, sampel disterilisasi dengan menggunakan autoclave 121ºC selama
18 menit, kemudian direndam dalam saliva steril selama 1 jam dan dibilas dengan
menggunakan PBS sebanyak 2 kali masing-masing 15 detik. Kemudian sampel
dikontaminasikan dengan C. albicans dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37ºC.
viii
Setelah itu sampel direndam ke dalam 6 kelompok, dimana masing-masing kelompok
terdiri dari 5 sampel. Kelompok I, merupakan kelompok kontrol, sampel direndam
dalam aquadest steril. Kelompok II – VI, merupakan kelompok perlakuan, sampel
direndam dalam ekstrak bunga cengkeh dengan konsentrasi 0.8%, 1%, 1.2%, 1.4%
dan 1.6%. Perendaman dilakukan selama 6 jam untuk masing-masing kelompok.
Setelah itu sampel dibilas lagi dengan PBS sebanyak 2 kali masing-masing 15 detik,
kemudian sampel dimasukkan ke dalam media Saboraud's broth dan dilakukan
vibrasi dengan thermolyne selama 30 detik. Selanjutnya dilakukan perhitungan
jumlah C. albicans dengan menggunakan spektrofotometer.
Hasil uji Komolgrov-Smirnov menunjukkan p = 0.604 (p> 0.05) sehingga
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan hasil uji Levene menunjukkan
p = 0.279 (p>0.05) menunjukkan bahwa data memiliki variansi yang homogen.
Setelah diketahui data berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji
parametrik one way ANOVA. Berdasarkan uji one way ANOVA didapatkan
signifikansi 0.000 (p<0.05), sehingga bermakna yaitu terdapat pengaruh berbagai
konsentrasi ekstrak bunga cengkeh terhadap konsentrasi C. albicans. Selanjutnya,
untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan masing-masing kelompok perlakuan serta
menentukan konsentrasi bahan perendaman mana yang paling efektif dilakukan uji
LSD (Least Significant Difference). Hasil uji LSD didapatkan semua p - value kurang
dari α= 0.05. Hal ini menunjukkan semua konsentrasi memberikan pengaruh
perlakuan yang berbeda antar konsentrasi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ekstrak bunga cengkeh
dengan konsentrasi 0.8%, 1%, 1.2%, 1.4% dan 1.6% telah terbukti efektif sebagai
bahan pembersih gigi tiruan dengan memberikan efektivitas yang berbeda. Semakin
tinggi konsentrasi ekstrak bunga cengkeh yang digunakan, semakin tinggi pula
efektivitas ekstrak bunga cengkeh dalam menghambat perlekatan C. albicans, karena
jumlah senyawa yang memiliki aktivitas antimikroba dan antifungi juga semakin
ix
banyak. Hal tersebut juga akan berpengaruh pada semakin rendahnya konsentrasi C.
albicans. Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, ekstrak bunga cengkeh dengan
konsentrasi 0.8% sudah terbukti efektif dalam menghambat perlekatan C. albicans
pada plat nilon termoplastik dan dalam penelitian ini ekstrak bunga cengkeh yang
paling efektif dalam menghambat perlekatan C. albicans pada plat nilon termoplastik
adalah ekstrak bunga cengkeh dengan konsentrasi 1.6%.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]