EKSTRAKSI DAN PENENTUAN KADAR ION ALUMUNIUM HASIL EKSTRAKSI DARI ABU TERBANG (FLY ASH) BATUBARA
Abstract
Abu terbang merupakan salah satu produk samping atau limbah padat sisa
pembakaran batubara yang memiliki kandungan potensial SiO
viii
2
, Al
2
O
,
CaO, MgO, K
2
O, Na
2
O, MnO, SO
3
, dan P
2
O
3
3
, Fe
2
O
3
yang dapat diolah kembali. Salah satu
pemanfaatannya yakni dengan melakukan ekstraksi padat-cair terhadap kandungan
alumina (Al
2
O
) yang ada pada abu terbang. Ekstraksi padat-cair dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu ukuran partikel, pelarut, temperatur dan agitasi fluida
(Richardson, 2001). Pengaruh tersebut yang diterapkan dalam penelitian ini di mana
pada penelitian menggunakan variasi asam serta variasi konsentrasi masing-masing
asam saat proses ekstraksi untuk mengekstrak alumina dalam abu terbang menjadi ion
aluminium (Al
3
3+
). Tujuan penelitian untuk mengetahui : (1) pengaruh variasi asam
saat proses ekstraksi padat-cair abu terbang batubara terhadap kadar ion aluminium
yang dihasilkan; (2) pengaruh variasi konsentrasi masing-masing asam saat proses
ekstraksi padat-cair abu terbang batubara terhadap kadar ion aluminium yang
dihasilkan; (3) efektivitas dari hasil ekstraksi masing-masing asam yang dihasilkan.
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap secara berkesinambungan.
Tahap pertama dengan melakukan ekstraksi padat-cair sampel abu terbang batubara
PLTU Paiton-Probolinggo menggunakan variasi konsentrasi asam dan variasi
masing-masing asam. Variasi asam yang digunakan yakni asam klorida (HCl), asam
sulfat (H2SO4), dan asam nitrat (HNO), sedangkan variasi konsentrasi masingmasing
asam yang digunakan yaitu 1, 3, 6, dan 9 M. Sebelum dilakukan ekstraksi
padat cair tersebut, sampel dioven, diayak, serta dikalsinasi terlebih dahulu. Tahap 3
kedua dilakukan analisa kualitatif serta kuantitatif terhadap hasil ekstraksi abu terbang batubara tersebut. Analisa kualitatif dilakukan dengan menggunakan reagen
spesifik alizarin, sedangkan analisa kuantitatif dilakukan dengan mengukur
absorbansi sampel yang telah didestruksi menggunakan AAS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel hasil ekstraksi abu
terbang batubara mengandung ion Al3+
serta kadar yang diperoleh dari masingmasing
hasil ekstraksi dengan variasi asam dan variasi konsentrasi masing-masing
asam berbeda. Adanya ion Al3+pada sampel hasil ekstraksi selain ditunjukkan dengan
reaksi positif antara alizarin dengan sampel juga dapat dilihat dari pergeseran panjang
gelombang maksimum yang ditunjukkan oleh alizarin dan kompleks dari alizarin
yang merupakan hasil analisa kualitatif sampel. Panjang gelombang maksimum yang
ditunjukkan alizarin yakni pada 520 nm, sedangkan pada sampel hasil analisa
kualitatif hasil ekstraksi HCl 3 M dan H2
SO9 M memiliki λmax masing-masing
sebesar 490-495 nm dan 465-470 nm. Hal ini menunjukkan bahwa terbentuk
kompleks antara ion Al3+4
dalam sampel hasil ekstraksi dengan alizarin.
Analisa kuantitatif dilakukan dengan mengukur absorbansi masing-masing
sampel menggunakan AAS pada panjang gelombang 309,3 nm. Sebelum melakukan
pengukuran sampel, dibuat terlebih dahulu kurva kalibrasi larutan standar Al untuk
menentukan persamaan regresinya. Persamaan regresi yang didapatkan dari
pengukuran absorbansi larutan standar yakni y = 0,194x+0,000 dengan R= 0,999.
Absorbansi sampel yang didapat dari pengukuran kemudian disubstitusikan ke
persamaan tersebut. Hasil analisa menunjukkan bahwa asam yang paling berpengaruh
dalam ekstraksi padat-cair abu terbang batubara ini yakni asam klorida dengan
konsentrasi 3 M yang menunjukkan kadar ion Al
3+tertinggi sebesar 1,8 ppm.
Efektivitas hasil ekstraksi tertinggi juga ditunjukkan oleh hasil ekstraksi
menggunakan HCl 3 M tersebut dengan nilai efektivitas sebesar 83,33%.