PERBEDAAN DAYA HAMBAT EKSTRAK DAN REBUSAN DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans (Robin) Berkhout
Abstract
Perbedaan Daya Hambat Ekstrak Dan Rebusan Daun Jarak Pagar (Jatropha
curcas L.) Terhadap Pertumbuhan Candida albicans (Robin) Berkhout; Parka
Agnita, 100210103012; 2014; halaman; Program Studi Pendidikan Biologi; Jurusan
Pendidikan Mipa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang
beragam. Sebagian besar dari keanekaragaman tersebut berpotensi sebagai tanaman
obat. Penggunaan tanaman untuk pengobatan telah lama dikenal oleh masyarakat
Indonesia, namun pengolahannya belum maksimal dibandingkan dengan negara lain
seperti Cina yang terkenal dengan pengobatan herbalnya. Pengembangan tanaman
untuk obat perlu ditunjang oleh data-data penelitian dari tanaman tersebut agar dapat
diketahui khasiatnya secara ilmiah, sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Salah
satu keanekaragaman hayati yang dapat dijadikan obat adalah jarak pagar dengan
nama latin (Jatropha curcas L.). Daun jarak dapat digunakan sebagai obat keputihan
pada lidah bayi, mengobati radang telinga, obat sakit gigi berlubang, perut kembung
dan masuk angin, susah BAB, obat rematik, luka dan pendarahan, mengobati dan
mengencerkan dahak, menyembuhkan koreng jamur dan gatal serta sebagai obat
sariawan. Penyakit sariawan bisa disebabkan oleh adanya jamur Candida albicans
(Robin) Berkhout yang tumbuh sebagai flora normal mulut dengan jumlah berlebih.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum
(KHM) ekstrak daun jarak pagar (Jatropha curcas L.). terhadap pertumbuhan jamur
Candida albicans (Robin) Berkhout; mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum
(KHM) rebusan daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) terhadap pertumbuhan jamur
ix
Candida albicans (Robin) Berkhout; mengetahui perbedaan daya hambat ekstrak dan
rebusan daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida
albicans (Robin) Berkhout.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Biologi Universitas Jember dan
Laboratorium Biologi Fakultas Farmasi Universitas Jember. Serial konsentrasi
ekstrak dan rebusan daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) yang digunakan pada
penelitian ini adalah 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, dan 10% dan
dilakukan 3 kali ulangan. Jamur Candida albicans (Robin) Berkhout didapatkan dari
biakan murni yang diremajakan oleh Fakultas MIPA Universitas Jember. Data yang
diperoleh diuji menggunakan uji statistik ANOVA dengan taraf kepercayaan 0,05.
Jika terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Duncan.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa ekstrak jarak pagar (Jatropha curcas L.) mempunyai Konsentrasi
Hambatan Minimum (KHM) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans (Robin)
Berkhout pada konsentrasi 6% dengan diameter hambatan 1,03 mm, sedangkan
rebusan daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) mempunyai Konsentrasi Hambatan
Minimum (KHM) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans (Robin) Berkhout
pada konsentrasi 10% dengan diameter hambatan 5,73 mm. Ekstrak dan rebusan daun
jarak pagar (Jatropha curcas L.) memiliki perbedaan nyata terhadap pertumbuhan
jamur Candida albicans (Robin) Berkhout, dimana daya hambat ekstrak daun jarak
pagar (Jatropha curcas L.) sangat berbeda nyata atau sangat signifikan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,001 (P<0,05), sedangkan rebusan daun jarak pagar (Jatropha
curcas L.) juga sangat berbeda nyata atau sangat signifikan dengan nilai signifikansi
sebesar 0,027 (P>0,05). Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan
bagian lain tumbuhan jarak pagar (Jatropha curcas L.) sebagai bahan antifungi.