• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA (Studi Kasus di Sekolah Luar Biasa Bagian C Taman Pendidikan dan Asuhan (SLB-C TPA) pada tingkat SDLB-C TPA Kabupaten Jember)

    Thumbnail
    View/Open
    Dian Mardiana - 090910301022_1.pdf (542.9Kb)
    Date
    2015-03-01
    Author
    Dian Mardiana
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui peran guru dalam proses pembelajaran anak berkebutuhan khusus tunagrahita. Kelompok sasaran dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar di SLBC TPA Kabupaten Jember pada tingkat SDLB-C. Peran guru di sekolah luar biasa merupakan peran guru yang menarik dibandingkan guru pada umumnya karena yang mereka hadapi adalah anak berkebutuhan khusus bukan anak normal seperti pada umumnya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan, menjelaskan atau memaparkan peran guru dalam proses pembelajaran anak berkebutuhan khusus tunagrahita di SLB-C TPA Kabupaten Jember pada tingkat SDLB-C. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis, dalam menguji keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa peran guru dalam proses pembelajaran anak berkebutuhan khusus tunagrahita terdapat 5 peran yaitu peran sebagai demonstrator, motivator, mediator, fasilitator dan evaluator. Dalam proses pembelajaran anak tunagrahita lebih sering meniru apa yang dilakukan oleh gurunya, selain itu didalam setiap pelajaran guru harus lebih banyak memperagakan apa yang diajarkan. Hal tersebut dilakukan karena anak tunagrahita bisa lebih menangkap apa yang diajarkan oleh gurunya. Selain itu anak tunagrahita lebih sering meniru apa yang dilakukan oleh gurunya, artinya didalam setiap pelajaran guru harus lebih banyak memperagakan apa yang diajarkan. Pentingnya motifasi bagi anak berkebutuhan khusus tunagrahita sangatlah besar, karena dengan adanya motivasi berupa dukungan dan dorongan vii dari guru dalam proses belajarnya akan mampu menambah kepercayaan diri anak dalam belajar. Tetapi dalam penyampaian motivasi tidak boleh sembarang harus sesuai dengan metode dan sesuai dengan kondisi anak tersebut, yaitu kondisi anak tunagrahita yang mampu didik dan mampu latih, sehingga dalam pemberian motivasi tidak semudah seperti memberikan motivasi pada anak normal, tetapi guru harus memiliki kesabaran. Dalam proses belajar mengajar guru mengupayakan dan memposisikan diri untuk menjadi perantara atau penghubung anak tunagrahita meskipun dalam menyampaikan peran ini terdapat kendala yaitu karena keterbatasan yang dimiliki anak tunagrahita maka menjadi kesulitan tersendiri untuk mengingat dan menyerap pelajaran yang disampaikan. Karena anak tunagrahita sering kali lupa dengan pelajaran yang telah diajarkan di hari sebelumnya. Dengan demikian pendidikan tunagrahita khususnya tingkat SDLBC dibutuhkan 2 orang guru dalam 1 kelasnya karena apabila menggunakan metode pendekatan secara individual murid yang lainnya masih tetap mendapatkan perhatian. Kelengkapan fasilitas dalam suatu sekolah sangat menunjang dalam proses belajar mengajar terutama pada SLB-C Selain pelajaran umum, ABK tunagrahita juga diberikan keterampilan tujuan supaya fungsi sosial anak tunagrahita tercapai dan tidak mengalami ketergantungan pada orang lain. Selain itu guru berusaha memfasilitasi atau menyediakan kebutuhan anak dan mampu melakukan setiap apa yang dibutuhkan oleh anak. Evaluasi dilakukan setiap harinya, supaya lebih muda mengetahui perkembanagn muridnya, karena berguna dalam membantu mengingatkan pelajaran yang sudah dipelajari, dalam evaluasi tersebut akan ditemukan apakah pelajaran yang sudah di ajarkan sudah dimengerti oleh anak-anak atau masih belum dimengerti. Jadi dengan evaluasi kelemahan anak dalam pelajaran tertentu akan diketahui. Selain itu guru juga melakukan evaluasi dengan orang tua dengan mengadakan pertemuan tiap akhir semster, yang di lakukan pada saat pengambilan raport atau laporan hasil semester disetiap akhir semesternya. Kata kunci : peran guru, proses pembelajaran, tunagrahita
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/61510
    Collections
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences [5676]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository