PROGRAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PT. BUMI SUKSESINDO (BSI) (Studi Deskriptif Pada Kelompok Pulau Merah Berkarya Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi).
Abstract
Seiring pemberlakuan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, seluruh
perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau yang berkaitan dengan
sumber daya alam diwajibkan untuk menyelenggarakan Corporate Sosial Responsibility (CSR),
yaitu suatu bentuk kepekaan, kepedulian, dan tanggung jawab sosial perusahaan untuk ikut
memberikan manfaat terhadap masyarakat dan lingkungan.
Salah satu perusahaan yang sudah menjalankan program CSR adalah perusahaan
tambang emas PT. Bumi Suksesindo (BSI) yang berada di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
PT. BSI adalah perusahaan tambang emas yang berada di Kabupaten Banyuwangi tepatnya
berada di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan dan menjelaskan tentang program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya jamur tiram sebagai bentuk tanggung jawab sosial
perusahaan PT. BSI pada Kelompok Pulau Merah Berkarya Dusun Pancer, Desa Sumberagung,
Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi.
Metode penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif jenis penelitian
deskriptif. Lokasi penelitian tersebut disebuah perusahaan tambang emas PT. BSI yang terletak
di Kabupaten Banyuwangi. Teknik informan menggunakan purposive, metode pengumpulan
data menggunakan metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi.
Menggunakana teknik analisis data dan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data.
Berikut di bawah ini adalah tahapan proses dari program pemberdayaan perempuan
melalui budidaya jamur tiram sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan PT. BSI:
1. Pada tahap engagement diketahui adanya upaya pendekatan yang dilakukan oleh PT. BSI
kepada masyarakat sebelum memulai pelaksanaan program kegiatan. Pendekatan yang
dilaksanakan tersebut, melibatkan unsur yang terdapat di dalam masyarakat yaitu perangkat
desa.
2. Pada tahap assesment bahwa metode yang digunakan oleh PT. BSI dalam kegiatan assesment
ini adalah mengidentifikasi potensi wilayah, sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Dari kegiatan tersebut diketahui bahwa potensi terbesar adalah sumber daya manusia yaitu
ibu-ibu rumah tangga yang tidak termanfaatkan.
3. Pada tahap plan of action semua bentuk kegiatan didominasi oleh PT. BSI, hal ini
dikarenakan pihak PT. BSI melihat secara umum bahwa tingkat pendidikan masyarakat
Dusun Pancer tergolong rendah. Selain itu hal lain yang melatarbelakangi pihak PT. BSI
merumuskan sendiri bentuk program, adalah karena mereka juga berasal dari masyarakat
lokal atau lingkungan perusahaan, sehingga mereka merasa banyak tahu tentang apa saja
yang dibutuhkan oleh warga setempat.
4. Pada tahap action and facilitation pada tahap ini PT. BSI memfasilitasi kelompok
membangun usaha jamur tersebut dengan membantu pendanaan untuk membangun rumah
jamur dan modal awal untuk pembelian bahan dan alat produksi pada periode pertama. Untuk
periode-periode selanjutnya diharapkan kelompok sudah mulai mandiri dengan mengelola
dana sendiri sebagai hasil dari usaha jamur tiram tersebut.
5. Evaluation dan temination, pada tahap ini diketahui bahwa, meski program pemberdayaan
sudah berjalan pihak perusahaan PT. BSI masih memantau bagaimana perkembangan dari
program pemberdayaan tersebut melalui laporan mingguan yang diberikan oleh kelompok
Pulau Merah Berkarya. Sehingga dapat diketahui dalam kegiatan tersebut PT. BSI
melaksanakan tahapan evaluasi.
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: Dalam pelaksanaan program
pemberdayaan perempuan melalui budidaya jamur tiram sebagai bentuk tanggung jawab sosial
perusahaan PT. BSI secara langsung menyelenggarakan sendiri program tersebut tanpa melalui
yayasan atau bermitra dengan pihak lain. Program pemberdayaan tersebut dirasakan masih
belum maksimal. Hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan informan yang mengatakan
bahwa kendala utama dalam program tersebut adalah kurangnya kekompakan sesama anggota
kelompok. Padahal ini sangat berpengaruh terhadap hasil yang didapat oleh kelompok Pulau
Merah Berkarya. Sehingga mengakibatkan produk jamur yang dihasilkan oleh kelompok Pulau
Merah Berkarya tidak dapat bersaing dengan produk serupa dipasaran secara kuantitas meski
secara kualitas produk kelompok Pulau Merah Berkarya lebih diunggulkan.