PENENTUAN AMBANG KENDALl KEPIK COKLAT ( Riptortus linearisFabricius) MELALUI KEMAMPUAN MERUSAK TANAMAN KEDELAI(Glycine max(L.) Merrill) V ARIETAS WILlS
Abstract
Tanaman kedelai ( Glicine max (L.) Merrill) dikenal di Indonesia sejak
tahun 1750 terutama di pulau .lawa dan Bali. Kedelai merupakan komoditas yang
mempunyai kegunaan beraneka ragam, baik sebagai pakan, pangan maupun bahan
industri. Faktor hama merupakan kendala utama yang serangannya dapat
mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup besar baik kualitas maupun kuantitas
dan bahkan dapat menggagalkan panen. Salah satu hama pengisap polong yang
penting adalah Riptortus linearis F. Untuk mencegah kegagalan panen oleh hama
tersebut dilakukan pengendalian dengan insektisida efektif dan efisien. Deltametrin
tergolong insektisida efektif dan efesien. Pengendalian pengisap polong agar
pengendalian hama terutama R ./means efisien dan kelestarian lingkungan
terjamin, maka diperlukan nilai ambang kendali (AK). Masalah yang diambil
berapa nilai AK berbagai stadia dan instar nimfa kepik coklat pada berbagai tahap
pertumbuhan tanaman kedelai. Penelitian ini dilakukan di lahan pertanian lPPTP
Mojosari dan Laboratorium Hama dan Penyakit tanaman Balitkabi Malang, sejak
bulan Juni sampai Desember 2000. Perlakuan yang diuji adalah populasi R. lmearis
yang terdiri dari dua stadia dan tiga instar nimfa yaitu imago, n3, n4, dan n5.
Masing-masing stadia dan instar nimfa terdiri dari lima taraf populasi yaitu 0, 2, 4,
6, dan 8 ekor/10 rumpun, yang diinfestasikan pada kedelai Wilis umur 42, 49, 56,
63, dan 70 l-IST. Peubah yang diamati yaitu banyaknya polong dan biji/10 rumpun ,
banyaknya polong dan biji terserang per 10 rumpun. Hasil panen kualitas benih dan
konsumsi, biaya pengendalian, harga kedelai benih dan konsumsi.Pengaruh
populasi terhadap peubah yang diamati dianalis dengan menggunakan Analisis
Sidik Ragam dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan's. Hasil penelitian
menujukkan bahwa tingkat populasi berbagai stadia dan instar nimfa sangat
mempengaruhi (a) banyaknya polong dan biji terserang, (b) persentase polong dan
biji terserang dengan nilai r = 0,916 sampai 0,994, dan (c) hasil panen kualitas
benih dengan nilai r = -0,789 samapi - 988 dan kualitas konsumsi dengan nilai
rsebesar - 0,788 sampai 0,996. Nilai AK imago, n3, n4, dan n5 R. lmearis pada
tanaman kedelai Wilis umur 42, 49, 56, 63, dan 70 HST lebih rendah untuk hasil
panen kualitas benih dari pada kulaitas konsumsi.
Collections
- UT-Faculty of Law [6214]