Rasisme pada Debat Lincoln-Douglas di Ottawa pada 1858: Analisis Wacana Kritis
Abstract
Artikel ini mengungkapkan sisi lain dari karir politik Lincoln dan Douglas sebagai sosok penting dalam sejarah penghapusan perbudakan dan rasisme di Amerika. Tetapi, keberadaan dua sosok penting ini menggulirkan asumsi para sejarahwan bahwa keberadaan mereka dalam sejarah Amerika pada tahun 1860 berkaitan erat
dengan isu-isu rasisme yang ada di Amerika saat ini. Sehingga, muncul sebuah kesimpulan bahwa penduduk Amerika memiliki DNA sebagai orang yang rasis. Hal ini dibuktikan dengan hasil riset yang diadakan pada tahun 2012 oleh asosiasi pers bahwa, saat ini, limapuluh satu persen penduduk Amerika adalah rasis. Hasil ini meningkat dari empatpuluh delapan persen pada penelitian yang diadakan pada tahun 2008. Hasil penelitian tersebut membawa momoar rasisme yang terjadi dalam debat politk Lincoln-Douglas di Ottawa pada tahun 1858. Oleh karena itu, melalui penerapan Analisis Wacana Kritis (CDA), diskriminasi ras yang terjadi dalam debat tersebut terbukti secara. Selain itu, dengan menerapkan salah satu dari Sistem Linguistik Fungsional (SFL) yaitu sistem transitivitas artikel ini juga memberikan analisis yang mendalam pada sistem peilihan
bahasa yang digunakan oleh Lincoln dan Douglas. Hasil penelitian juga diperkuat dengan teori rasism dari Quastoff. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa Lincoln dan Douglas adalah orang yang rasis. Fakta ini megejutkan, mengingat bahwa Abraham Lincoln, sebagai salah satu tokoh penting penghapus perbudakan di Amerika, pada kenyataannya adalah orang yang rasis.
Collections
- SRA-Humanities [343]