KAJIAN INSENTIF HARGA KAKAO FERMENTASI UNTUK MENANGGULANGI KEENGGANAN PETANI MELAKUKAN FERMENTASI DI KABUPATEN JEMBRANA
Abstract
Salah satu cara mengatasi permasalahan mutu dan nilai tambah biji kakao
yang rendah di tingkat petani adalah aplikasi fermentasi. Namun dalam
pelaksanaanya masih banyak petani yang enggan melakukan fermentasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) faktor-faktor yang menyebabkan
keeengganan petani melakukan fermentasi biji kakao di kabupaten Jembrana, 2)
perbedaan penurunan bobot biji kakao yang dilakukan fermentasi dengan yang
tidak dilakukan fermentasi, 3) perbedaan waktu lamanya pengolahan fermentasi
biji kakao dengan yang tidak fermentasi, 4) perbedaan mutu biji kakao fermentasi
dan yang tidak fermentasi dengan mengacu pada SNI biji kakao: 01-2323-
2008/Amd-2010, 5) besarnya insentif nilai tambah harga biji kakao fermentasi
bagi petani. Dalam penelitian ini menggunakan dua metoda penelitian 1)
deskriptif yang dilakukan dengan FGD, analisis Fishbone Ishikawa dan analisis
linier berganda fungsi logit, dan 2) eksperimen pengolahan fermentasi dengan
pengamatan suhu biji kakao, suhu lingkungan dan penurunan bobot hingga kadar
air 7 - 7,5 % serta pengujian mutu biji kakao yang meliputi kadar air, bean count
(BC), pH dan Indeks Fermentasi (IF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1)
faktor-faktor utama yang menyebabkan petani enggan melakukan fermentasi biji
kakao di kabupaten Jembrana adalah ketidaksesuaian harga jual biji kakao
fermentasi, jumlah/banyaknya pedagang yang keliling/turun langsung ke petanipetani,
kekompakan petani dalam Subak Abian dan keterampilan petani dalam
melakukan fermentasi biji kakao, 2) perbedaan penurunan bobot antara biji kakao
fermentasi dengan yang tidak fermentasi sebesar 0,5 - 3,75 %, 3) perbedaan waktu
lamanya pengolahan biji kakao fermentasi dengan tidak fermentasi adalah 12 - 24
jam atau 0,5 - 1 hari, 4) biji kakao yang diolah dengan cara fermentasi
menghasilkan ciri mutu yang lebih baik dan sesuai dengan SNI: 01-2323-
2008/Amd-2010, 5) insentif nilai tambah harga biji kakao fermentasi yang layak
bagi petani adalah sebesar Rp. 2.126,- sampai Rp. 3.426,- per kg.
Collections
- MT-Agribusiness [159]