Kajian Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika Dan Prospek Pengembangannya Di Ketinggian Sedang
Abstract
Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dalam sektor perkebunan Indonesia. Peluang pasar kopi Arabika lebih besar dibandingkan kopi robusta. Tanaman kopi Arabika sangat cocok tumbuh di dataran tinggi. Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember yang berada di dekat lereng Gunung Argopuro telah berupaya membudidayakan kopi Arabika. Petani di desa tersebut melakukan usahatani kopi Arabika sejak tahun 2005 meskipun daerah tersebut termasuk dalam ketinggian sedang. Oleh karenanya penting melakukan penelitian yang bertujuan untuk: (1) menganalisis kelayakan finansial usahatani kopi arabika; (2) menganalisis kepekaan usahatani kopi arabika terhadap kenaikan biaya produksi dan penurunan harga jual kopi; (3) menentukan prospek pengembangan kopi Arabika. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analitis.Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling sebanyak 35 petani. Data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer. Metode analisis yang digunakan adalah (1) Kelayakan financial dengan criteria investasi yaitu NPV, IRR, Net B/C, Gross B/C, PR dan PP; (2) Analisis sensitifitas dengan melakukan simulasi perubahan kenaikan biaya produksi dan penurunan harga jual kopi; dan (3) Analisis SWOT. Kesimpulan yang dapat dihasilkan dari pencapaian kegiatan penelitian yang dilakukan antara lain:
1. Usahatani kopi arabika di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember secara finansial layak untuk diusahakan dengan nilai NPV positif sebesar Rp. Rp.3.690.704; nilai Net B/C sebesar 1,5; nilai gross B/C sebesar 1,16; IRR sebesar 34,38%; PR sebesar 6,4 dan jangka pengembalian modal adalah 3 tahun 10 bulan 24 hari dengan tingkat suku bunga kredit koperasi petani Desa Karangpring sebesar 24%.
2. Hasil perhitungan kelayakan finansial usahatani kopi arabika di Desa Karangpring apabila terjadi kenaikan biaya pupuk 20% yaitu nilai NPV positif sebesar Rp.3.204.536,9; nilai Net B/C sebesar 1,46; nilai gross B/C sebesar 1,13; IRR sebesar 32,95%; PR sebesar 5,96 dan jangka pengembalian modal adalah 4 tahun 2 bulan 8 hari dengan tingkat suku bunga kredit koperasi petani Desa Karangpring sebesar 24%. Sedangkan hasil perhitungan kelayakan finansial usahatani kopi arabika di Desa Karangpring apabila terjadi penurunan harga jual kopi arabika 10% yaitu nilai NPV positif sebesar Rp.1.008.193; nilai Net B/C sebesar 1,15; nilai gross B/C sebesar 1,04; IRR sebesar 27,04% ; PR sebesar 4,3 dan jangka pengembalian modal adalah 5 tahun 10 bulan 2 hari dengan tingkat suku bunga sebesar 24%.
3. Posisi kompetitif relatif (prospek pengembangan) usahatani kopi arabika di desa Karangpring kecamatan Sukorambi adalah Grey Area artinya berada pada posisi lemah berpeluang.