KONSTRUKSI IDENTITAS MUSLIMAH BERCADAR
Abstract
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan metode
fenomenologi. Fenomenologi dipilih karena peneliti berusaha untuk menggali
pemahaman atau pemaknaan dan tindakan akan cadar yang dipilih oleh muslimah
bercadar dan kehidupan muslimah bercadar dalam ruang sosialnya. Oleh sebab itu
dalam pembahasan didapat pengertian jilbab bagi muslimah bercadar difahami
sebagai pakaian yang dianjurkan oleh Allah dan Rasul, pemahaman akan jilbab yang
mereka peroleh dari mengikuti kajian keagamaan dan belajar tentang ilmu agama.
Fungsi jilbab bagi muslimah bercadar dirasakan oleh muslimah bercadar sebagai
pelindung kehormatan mereka dan keharmonisan rumah tangga mereka, fungsi jilbab
yang dirasakan oleh muslimah bercadar dalam bercadar juga mampu menjauhkan
mereka dari potensi gangguan laki-laki jahil, selanjutnya fungsi jilbab bagi mereka
juga dirasakan mampu menjadikan cadar sebagai sarana atau mekanisme kontrol diri
dan jilbab bagi mereka berfungsi sebagai perlawanan simbolik terhadap trend
fashion. Cadar bagi muslimah bercadar dimaknai sebagai wujud ketaatan mereka
terhadap perintah Allah serta sebagai pelindung ekstra. Bagi muslimah bercadar,
cadar yang digunakan semata-mata hanya karena ingin mewujudkan ketakwaannya
terhadap aturan Allah, hal inilah yang dimaksud dengan tindakan rasional berorientasi
nilai. Cadar dimaknai sebagai pelindung ekstra karena bagi mereka seluruh tubuh
perempuan adalah sumber fitnah, tidak terkecuali wajah karena wajah merpakan
pusat utama fitnah (godaan) sehingga dipakailah cadar tersebut sebagai pelindung
ekstra.
Muslimah bercadar dalam ruang sosial mencakup ruang keluarga dan
lingkungan masyarakat. Dalam ruang keluarga muslimah bercadar menjalankan
perannya sebagai seorang istri dan ibu, selain itu muslimah bercadar menjadikan
rumah sebagai ruang privasi, mereka dapat melakukan ekspresi diri mereka dalam
rumah, seperti merias diri yang dikhususkan untuk suami, jadi mereka berhias diri
ketika berada didalam rumah bukan diluar rumah. Dalam membangun interkasi dalam
lingkungan masyarakat, muslimah bercadar membangun suatu interkasi dengan ikut
serta dalam rukun tetangga yang sesuai syariat Islam, seperti membantu tetangga
hajatan, dan bertakjiah ketika tetangga meninggal, bagi mereka tidak benar bahwa
muslimah bercadar cuek atau tidak peduli terhadap lingkungan masyarakat.
Tindakan-tindakan dan interaksi yang dilakukan oleh muslimah bercadar dalam
masyarakat mengubah identitas mereka yang pada awalnya sering diidentikan bagian
dari teroris, kelompok aliran keras dan ekslusif difahami oleh sebagian masyarakat
sebagai muslimah yang menjalankan perintah Allah secara kaffah (menyeluruh),
walaupun tidak semua orang memiliki pemahaman yang sama terhapan muslimah
bercadar.