PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERKOMUNIKASI SISWA (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IS 2 di SMA Negeri 2 Probolinggo Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Pasar Modal Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011)
Abstract
Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) merupakan model pembelajaran
model pembelajaran kooperatif yang memiliki tahap-tahap sebagai berikut : (1) Guru
mengemukakan permasalahan atau pertanyaan, (2) Think, siswa berpikir secara
individu. Pada tahap ini terjadi proses berpikir siswa atas pertanyaan atau masalah
yang diajukan guru, (3) Pair, siswa berdiskusi secara berpasangan untuk
mendiskusikan hasil kegiatan think , (4) Share, siswa secara berpasangan
mempresentasikan hasil diskusi dari kegiatan pair. Tahap Share memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada
seluruh kelas. Pada tahap pembelajaran TPS didalamnya ada kegiatan diskusi siswa,
yaitu tahap pair dan tahap share. Pada tahap pair siswa melakukan diskusi dengan
pasangan masing-masing. Pada tahap share siswa melakukan diskusi kelas.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan berkomunikasi siswa kelas XI IS 2
semester genap di SMA Negeri 2 Probolinggo tahun ajaran 2010/2011 pada pokok
bahasan pasar modal. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri
8
dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah metode observasi, metode wawancara, dan metode
dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan model
pembelajaran TPS dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan berkomunikasi
siswa. Tindakan pada siklus I dan siklus II diperoleh rata-rata prosentase kriteria
kemampuan berpikir kritis selama melakukan observasi sudah mencapai target yaitu
tingkat yang tinggi, yaitu pada indikator-indikator berikut yaitu menanyakan sesuatu
yang berhubungan dengan pokok bahasan 71,55%, mendengarkan orang lain dan
memberikan umpan balik yaitu 68,10%, menolak informasi bila tidak benar atau tidak
relevan 66,38%, serta mengambil keputusan setelah seluruh fakta dikumpulkan dan
dipertimbangkan 66,38%. Kemudian pada kemampuan berkomunikasi siswa juga
mengalami peningkatan tinggi pula, yaitu pada indikator menjelaskan tabel, gambar,
model, dan lain-lain untuk menyampaikan jawaban dari suatu masalah yaitu 68,97%,
menyatakan hasil dalam bentuk tertulis yaitu 62,93%, mengutarakan ide dan
keterangan dalam bentuk tertulis yaitu 62,93%, serta menyatakan suatu konsep dan
solusinya dalam bentuk tertulis yaitu 64,66 %. Di sini telah menunjukkan bahwa
masing-masing indikator kemampuan berpikir kritis dan berkomunikasi siswa
mengalami peningkatan mulai pelaksanaan pada setiap pertemuan pada setiap siklus.
Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran TPS dapat meingkatkan
kemampuan berpikir kritis dan berkomunikasi siswa kelas XI IS 2 di SMA Negeri 2
Probolinggo tahun ajaran 2010/2011.