PEMILIHAN ALAT BERAT PENGEBORAN TYPE BORLAND DAN TYPE DH2K BERDASARKAN PADA EFISIENSI PEKERJAAN BORPILE PEMBANGUNAN JEMBATAN LAYANG (FLYOVER) PASAR KEMBANG SURABAYA
Abstract
Penggunaan alat berat merupakan salah satu pendukung terlaksanakannya
ketepatan waktu pekerjaaan konstruksi, dimana pemakaiannya merupakan suatu
yang vital. Alat berat sendiri sejatinya bukanlah merupakan suatu penghambat
proyek, melainkan dapat memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya
sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu
yang relatif lebih singkat.
Proses manajemen alat berat juga diperlukan ketelitian agar supaya
penggunaannya dapat berfungsi sesuai dengan pekerjaan dan bukan menjadi
penghalang keterlambatan proyek. Contohnya, apabila alat tersebut tidak dilakukan
mobilisasi secara baik, maka dapat membahayakan pengeluaran proyek. Biaya yang
dikeluarkan apabila alat mengalami kerusakan justru dapat mengganggu aktivitas
proyek yang sedang berlangsung.
Bukan hanya dari segi biaya yang akan terkena imbasnya, pada waktu
pelaksanaan proyek juga akan menjadi semakin lama karena tidak sesuai dengan
schedule proyek. Ketidaksesuaian ini disebabkan bahwa apabila alat tersebut
mengalami kerusakan, maka diperlukan waktu tambahan dalam melakukan
perbaikan. Penambahan waktu ini dapat berdampak pada proses pelaksanaan
proyek. Semakin proyek mengalami keterlambatan waktu, maka biaya pengeluaran
akan semakin besar. Disini terlihat bahwa unsur biaya dan waktu proyek terjadi
keterkaitan.
Oleh karena itu penulis kali ini mencoba melakukan analisa mengenai
efisiensi dari proses penggunaan alat berat terutama untuk alat berat pengeboran
borpile. Pekerjaan borpile sendiri dalam proyek pembangunan jembatan layang
(flyover) merupakan salah satu pekerjaan berat, karena sebagian besar untuk
pembuatan pondasi jembatan menggunakan pondasi borpile. Alat berat pengeboran
disini menggunakan dua macam alat, yaitu type Borland dan type DH2K. Efisiensi
alat berat disini terdiri atas analisa waktu dan biaya.
Pada masing-masing type alat berat pengeboran dilakukan analisa biaya
sewa per jam dan analisa waktu pada titik pengeboran. Waktu siklus baik
menggunakan alat type Borland maupun type DH2K dilakukan dengan
menggunakan survey siklus pada tiga titik pengeboran. Setelah dilakukan analisa
mengenai biaya masing-masing alat didapatkan bahwasannya biaya sewa untuk alat
berat pengeboran type Borland yaitu sebesar Rp 542.711,67 per jam, sedangkan
untuk type DH2K yaitu sebesar Rp 733.947,98 per jam. Untuk waktu pada tiga titik
pengeboran sendiri setelah dilakukan analisa didapatkan bahwa untuk alat type
Borland memerlukan waktu selama 34,9 jam, sedangkan untuk alat type DH2K
hanya memerlukan waktu selama 18 jam. Apabila di total, pengeluaran alat berat
type Borland pada tiga titik pengeboran membutuhkan biaya sebesar Rp
18.940.637,28 untuk type Borland, dan Rp 13.211.963,64 untuk alat type DH2K.
Sehingga apabila melihat efisiensi penggunaan alat berat pengeboran selama tiga
titik pengeboran, proyek akan menghemat biaya sebesar Rp 5.729.573,64
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]