DESAIN STRUKTUR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER: UNTUK PELAKSANAAN METODE KONVENSIONAL DAN PRACETAK
Abstract
Beton pracetak adalah suatu percetakan komponen-komponen struktural
yang dilakukan secara pabrikasi. Sistem pracetak sebagai salah satu metode
konstruksi memliki keunggulan dalam hal kecepatan konstruksi, kontrol kualitas, dan
kemudahan dalam pelaksanaan.
Dalam tugas akhir ini, gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Jember
akan direncanakan menggunakan metode pracetak pada elemen pelat, balok, dan
kolom. Metode pracetak yang akan dirancang terdiri dari metode pracetak sambungan
basah dan sambungan kering. Analisa struktur menggunakan SAP 2000 versi 14
dengan desain komponen yang mampu menahan gaya gempa yang terjadi.
Hal yang sangat penting dalam perencanaan metode pracetak ini adalah pada
sambungan antar komponen-komponen pracetak, karena kekuatan dari suatu rangka
batang tergantung dari kekuatan sambungannya. Maka dari itu perencanaan
sambungan metode pracetak baik sambungan basah dan sambungan kering harus
mampu menahan gaya-gaya dalam yang terjadi.
Hasil dari perencanaan sistem sambungan pracetak ini adalah pada sistem
sambungan basah menggunakan las sebagai penyambung antar tulangan. Las yang
digunakan adalah tipe E80xx dengan mutu 550 MPa dan untuk bahan grouting
menggunakan mutu 500 MPa. Sedangkan pada sambungan kering menggunakan
x
pelat dan baut sebagai penyambung antar komponennya. Pelat siku yang digunakan
memiliki mutu baja BJ-50 dan baut A490 dengan mutu 1035 MPa.
Pada metode pracetak, pelat pada sistem sambungan basah dirancang
sebagai half slab, sedangkan pelat pada sistem sambungan kering dirancang sebagai
full slab. Untuk pembuatan komponen balok pada sistem sambungan basah tulangan
atas dipasang ketika balok pracetak sudah dipasang, sedangkan pada sistem
sambungan kering tulangan atas dipasang saat komponen pracetak dibuat dan
ditanami baut pada sisi ujung balok. Produksi kolom pracetak pada sistem sambungan
basah dan sambungan kering sama, hanya saja pada sambungan kering kolom
ditanami baut sebagai sistem sambungannya.
Metode pelaksanaan sistem konvensional seluruh pekerjaan pengecoran
dilakukan di tempat. Pada pelaksanaan sistem sambungan basah pengecoran ditempat
dilakukan pada permukaan pelat pracetak sebagai topping pelat dan proses grouting
dilakukan pada sambungan komponen pracetak. Pelaksanaan sistem pracetak
sambungan kering ini meminimalisir proses pengecoran ditempat, sehingga grouting
hanya dilakukan pada sambungan.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]