OPTIMASI DAN KARAKTERISASI KINERJA SENSOR GAS N O SECARA VOLTAMMETRI SIKLIK MENGGUNAKAN MIKROELEKTRODA EMAS (Au) DENGAN MEMBRAN PTFE (POLYTETRAFLUOROETHYLENE)
Abstract
Gas dinitrogen oksida atau nitrous oksida merupakan salah satu gas yang
menyebabkan pemanasan global dan merusak lapisan ozon. Gas N
vii
2
O digunakan
secara luas sebagai gas anastesi dan analgesik dalam bidang pengobatan dan juga
sebagai zat aditif bahan bakar bidang otomotif. Gas ini memiliki kekuatan menyerap
panas 300 kali lebih kuat dibandingkan dengan gas karbon dioksida. Sehingga
monitoring terhadap laju emisinya menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Selama ini, metode yang digunakan untuk analisis keberadaan gas N
O adalah
dengan menggunakan metode kromatografi gas, spektrometri inframerah dan
spektroskopi fotoakustik yang yang cenderung membutuhkan tenaga yang terampil
dan biaya operasional yang mahal. Untuk itu diperlukan suatu metode dan peralatan
sensor yang relatif lebih murah, sensitif dan selektif. Pengembangan sensor gas N
O
secara voltammetri siklik menggunakan mikroelektroda emas dan membran PTFE
merupakan salah satu metode yang dapat digunakan.
Permasalahan yang dipelajari dalam penelitian ini dititikberatkan pada
bagaimana: 1) pengaruh variasi konsentrasi elektrolit TBAP, scan rate dan ukuran
pori membran PTFE pada hasil pengukuran gas N
O secara voltammetri siklik
dengan menggunakan mikroelektroda kerja emas, 2) linear range, limit deteksi dan
sensitivitas sensor gas N
2
2
O secara voltammetri siklik menggunakan mikroelektroda
kerja emas, 3) selektivitas sensor gas N
O berbasis membran yang bekerja
berdasarkan prinsip voltammetri siklik terhadap gas O
2
2
dan CO
, dan 4) karakteristik
hasil pengukuran sensor gas N
2
2
2
O secara elektrokimia dengan menggunakan elektroda
2
2
emas terhadap keberadaan gas N
O bila dibandingkan dengan hasil pengukuran dari
sensor infra merah (infrared). Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik
Fakultas MIPA Universitas Jember.
Variasi konsentrasi elektrolit tetrabutilammoniumperklorat dalam
dimetilsulpoksida (TBAP/DMSO) yang digunakan adalah 0,05 M; 0,1 M dan 0,15
M. Sedangkan variasi scan rate yang digunakan yaitu 20, 40, 60, 80, 100, 200 mV/s.
Alat yang digunakan yaitu Potensiostat Amel 433 A dengan sel elektrokimia yang
dilengkapi dengan tiga elektroda yaitu elektroda kerja emas (Au), elektroda
pembanding Ag/AgCl dan elektroda pelengkap platina (Pt). Polarisasi elektroda
menggunakan voltammetri siklik pada rentang potensial 0-(-2,8) V.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi larutan elektrolit
TBAP/DMSO optimum pada 0,1 M dan scan rate optimum pada 100 mV/s. Hasil
pengujian terhadap variasi ukuran pori membran PTFE 0,22 µm; 0,45 µm dan 1
µm menunjukkan bahwa ukuran pori berbanding lurus dengan arus reduksi gas N
2
O.
Sehingga membran PTFE yang digunakan adalah pada pori 1 µm. Selektivitas sensor
gas N
2
O terhadap gas O
2
dan gas CO
juga sangat bagus karena tidak didapatkan
respon dari kedua gas tersebut. Sehingga dalam hal ini gas O
2
2
dan gas CO
tidak
menjadi interfensi dalam pengukuran.
Akan tetapi sensor gas N
O yang bekerja berdasar prinsip voltammetri siklik
tidak dapat dibandingkan hasilnya dengan sensor gas komersial yang berbasis
infrared. Hal ini dikarenakan perbedaan kemampuan dalam mendeteksi analit. Sensor
gas inframerah mampu mendeteksi gas N
2
O pada konsentrasi 0-1%. Sedangkan
sensor gas berbasis voltammetri siklik tidak mampu mendeteksi konsentrasi analit di
bawah 1%. Karakterisasi sensor dengan polarisasi voltammetri siklik didapatkan:
daerah kerja pada 9,09%-20% dengan nilai korelasi sebesar 0,95. Sensitivitas sensor
adalah sebesar -0,199 nA/%.