STRATEGI PEMASARAN PEDAGANG ECERAN DI DESA MOJOLEBAK KABUPATEN MOJOKERTO
Abstract
Berdirinya usaha modern dan usaha tradisional yang semakin pesat dapat
mengakibatkan adanya persaingan yang ketat. Pedagang modern sering kita jumpai di
kota-kota besar, tetapi saat ini juga telah masuk di desa kecil seperti desa Mojolebak.
Pedagang tradisional tetap ramai dikunjungi oleh calon pembeli, meskipun telah ada
pedagang modern tetapi tidak mengurungkan niat pembeli untuk berbelanja di
pedagang tradisional. Keinginan pembeli untuk tetap berbelanja di pasar tradisional
membuktikan bahwa meskipun pedagang modern telah masuk ke desa tetapi respons
masyarakat masih tetap positif terhadap pedagang tradisional. Pedagang tradisional
masih dapat tetap eksis dengan melakukan beberapa cara yang khas yang tidak
dilakukan oleh pedagang modern. Pedagang tradisional dapat memberikan
keringanan dalam hal pembayaran dengan cara mengangsur, proses barter, dapat
berbelanja dalam jumlah kecil, masih dilakukan proses tawar menawar, kepercayaan
yang diberikan pedagang kepada setiap konsumen, lebih mengutamakan nilai
kekeluargaan, bersikap jujur dan ramah, setiap tahunnya konsumen diberikan hadiah
dari pedagang, dan lain-lain. Agar pedagang tradisional bisa tetap eksis ditengah
maraknya pasar modern, maka perlu mengetahui strategi pemasaran yang lebih tepat
untuk digunakan oleh pedagang tradisional. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui strategi yang dilakukan oleh pedagang eceran yang masih bersifat
tradisional.
vii
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap pedagang tradisional
mempunyai cara sendiri-sendiri untuk dapat mempertahankan usahanya. Masingmasing
pedagang tradisional cenderung mendirikan toko di depan rumah, karena
dapat mempermudah mendapatkan calon pembeli dan juga mempermudah melakukan
proses transaksi. Waktu dibukanya kedua toko juga beragam, bu. Lastri membuka
tokonya mulai pukul 04.00 dini hari karena pada pagi hari bu.Lastri juga merangkap
sebagai mlijo (berjualan sayur mayur dan ikan) di depan tokonya, lain dengan toko
Anggun yang baru membuka tokonya pada pukul 08.00. Bu.Lastri dapat
mempertahankan usahanya karena di tokonya dapat dilakukan proses barter, tawar
menawar harga, melakukan promosi dengan cara “gethok tular”, bahkan
menggunakan “orang pinter” untuk mendatangkan pembeli juga. Toko Anggun lebih
mengutamakan keramahan dan kejujurannya kepada setiap pembeli, juga sering
mengikuti pengajian dan organisasi untuk memperkenalkan barang-barang yang
dijual di tokonya tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setiap pedagang
mempunyai cara yang khas untuk dapat mempertahankan usahanya tersebut. Saran
yang berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah pedagang tradisional seharusnya
dapat meningkatkan pelayanan serta kelayakan tempat agar dapat bersaing dengan
usaha sejenis, serta lebih meningkatkan rangsang atau komunikasi yang positif
kepada setiap pelanggan agar hasil yang diperoleh juga positif yaitu dalam hal
pembelian.