PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI UKURAN AGREGAT KASAR PIPIH DAN NORMAL
Abstract
Beton merupakan material campuran yang terdiri dari agregat kasar, pasir dan
semen serta air. Beton didefinisikan sebagai sekumpulan interaksi mekanis dan
kimiawi dari material pembentuknya. Beton merupakan material yang sering
digunakan pada rekayasa teknik sipil karena kelebihannya mudah dibentuk dan
memiliki kuat tekan tinggi. Kuat tekan beton sangat dipengaruhi oleh unsur material
penyusunnya terutama agregat kasar. Agregat kasar secara alami mempunyai bentuk
yang berbeda – beda dan bergantung pada quarrynya. Batuan sungai dan batuan
gunung merupakan hal populer yang sering digunakan untuk menjadi agregat kasar.
Di Jember ketersediaan agregat batu gunung atau gumuk sangat melimpah mengingat
daerah tersebut memiliki quarry yang mencukupi. Ketersediaan agregat kasar
didaerah tersebut berbentuk agregat kasar pipih atau panjang Karena ketersediaan
yang cukup, dan pengunaan agregat batu pipih di Jember cukup populer. Secara
teoritis pengunaan batu pipih kurang dari 20% tetapi pengunaan di masyarakat lebih
dari 20 % dan bahkan ada secara keseluruan yang mengunakan agregat batu pipih
untuk campuran beton terutama di desa - desa. Para enginner menyatakan bahwa
agregat batu kubikal (normal) lebih baik digunakan untuk campuran beton. tetapi
perbandingan uji kuat tekan beton agregat kasar pipih dan agregat kasar kubikal
(normal) belum diketahui secara pasti. Oleh karena itu pembuktian kekuatan agregat
kasar pipih terhadap agregat kasar normal diperlukan pengujian terhadap nilai kuat
tekan beton dengan mengunakan dua agregat berbeda tersebut. Metode – metode
dalam penelitian yang digunakan yaitu mengunakan rancangan percobaan pada setiap proporsi perbandingan batu pipih dan normal. Rancangan percobaan tersebut terdiri
dari 6 proporsi yaitu (100% Kubikal – 0% Pipih), (20% Kubikal – 80% Pipih), (60%
Kubikal – 40% Pipih), (40% Kubikal – 60% Pipih), (20% Kubikal – 80% Pipih), (0%
Kubikal – 100% Pipih) dengan 2 perlakuan pengujian yang berbeda yaitu pengujian
searah pengecoran dan pengujian tegak lurus pengecoran. Sedangkan rancangan
untuk campuran beton (Mix Design) mengunakan metode DOE. Dalam pembahasan
parameter – parameter yang digunakan adalah standart deviasi pada setiap perlakuan
beton, nilai slump, dan uji statistik F (Two Way Anova). Pembahasan pada penelitian
diketahui bahwa telah didapat nilai slump 9 -11 cm dan diketahui bahwa agregat
kubikal 100% secara umum memiliki nilai kuat tekan lebih tinggi dibanding
campuran agregat pipih campuran dan 100% pipih, hal itu di tunjukan dengan nilai
kuat tekan agregat normal yaitu 24 Mpa, sedangkan nilai kuat tekan agregat
campuran pipih lebih dari 20% yaitu 22 Mpa, 23 Mpa, 20 Mpa, 23 Mpa dan 24 Mpa.
Sedangkan pengujian tegak lurus memiliki hasil yang lebih baik dari pengujian
searah.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]