PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI STRUKTUR CERPEN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL BERTUKAR PASANGAN SISWA KELAS II SLTP N 3 BANGSALSARI JEMBER
Abstract
Observasi awal menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas II SLTP N 3
Bangsalsari Jember dalam pembelajaran memahami struktur cerpen masih belum
mencapai ketuntasan belajar baik secara individual maupun klasikal. Salah satu faktor
penyebabnya adalah strategi pembelajaran yang digunakan masih monoton, sehingga
mengakibatkan siswa menjadi pasif dalam belajar. Pembelajaran kooperatif model
bertukar pasangan dipilih dan digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam memahami struktur cerpen. Alasan dilakukan penelitian tindakan kelas pada
siswa kelas II SLTP N 3 Bangsalsari Jember, karena di SLTP N 3 Bangsalsari Jember
belum pernah dilakukan penelitian dengan permasalahan yang sama tentang
digunakannya pembelajaran kooperatif model berukar pasangan dalam memahami
struktur cerpen. Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini mengangkat permasalahan
(1) Proses pembelajaran kooperatif model bertukar pasangan yang bagaimanakah
yang dapat meningkatkan kemampuan memahami struktur cerpen siswa kelas II
SLTP N 3 Bangsalsari Jember, dan (2) Bagaimanakah hasil belajar dalam memahami
struktur cerpen dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model bertukar
pasangan siswa kelas II SLTP N 3 Bangsalsari Jember. Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) Proses belajar dalam
memahami struktur cerpen dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model
bertukar pasangan siswa kelas II SLTP N 3 Bangsalsari Jember, (2) Hasil belajar
dalam memahami struktur cerpen dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
model bertukar pasangan siswa kelas II SLTP N 3 Bangsalsari Jember.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dan dilakukan kolaboratif antara peneliti
dengan guru. Data diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan dalam suatu kegiatan
pembelajaran, hasil wawancara dengan sepuluh siswa kelas VIII A dan guru Bahasa
Indonesia, dan hasil tes memahami struktur cerpen. Data penelitian berupa hasil
observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran menganalisis struktur cerpen,
rekaman pernyataan siswa dan guru berkaitan dengan penggunaan pembelajaran
kooperatif model bertukar pasangan, dan nilai tes siswa dalam memahami struktur
cerpen. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII A SLTP N 3 Bangsalsari
Jember. Instrumen utama penelitian adalah peneliti yang bertindak sebagai
pengumpul data melalui observasi, wawancara, dan tes. Analisis data dilakukan
secara kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif
model bertukar pasangan dalam meningkatkan hasil belajar memahami struktur cerpen dilakukan berdasarkan tiga tahap yakni tahap pendahuluan, kegiatan inti, dan
penutup. Pada tahap pendahuluan terdiri atas membangkitkan skemata siswa
menjelaskan materi struktur cerpen secara per struktur, dan menyampaikan
kompetensi dasar. Pada tahap kegiatan inti aktifitas yang dilakukan adalah
pengelompokan secara berpasangan, melaksanakan tugas kelompok, membimbing
siswa bekerja secara kooperatif, dan membimbing siswa dalam melaksanakan
pembelajaran kooperatif model bertukar pasangan. Pada tahap penutup pembelajaran
difokuskan pada kegiatan bertukar pasangan dan presentasi yakni salah satu
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas dan kelompok lain
menanggapinya, kemudian siswa bersama guru merefleksikan pembelajaran
menganalisis struktur cerpen. Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui adanya
peningakatan hasil belajar siswa pada tiap siklus. Pada tahap prasiklus terdapat 17
siswa (56,4%) yang mendapat nilai ≥ 75. Pada siklus I terjadi peningkatan dari 17
menjadi 23 siswa (71,9%) yang mendapat nilai ≥ 75, akan tetapi belum mencapai
ketuntasan secara klasikal (85%), kemudian setelah diterapkan siklus II meningkat
menjadi 28 siswa (93,3%) dan dapat dinyatakan tuntas secara klasikal. Pada siklus I
atau tindakan pertama diketahui hasilnya belum maksimal, siswa masih kurang
optimal dalam menganalisis sebuah cerpen, dikarenakan waktu yang diberikan
kepada siswa masih kurang mencukupi untuk memahami sebuah cerpen, sehingga
hasilnya kurang maksimal. Selain itu, pada saat diskusi berlangsung, guru kurang
memberikan bimbingan pada tiap kelompok untuk berdiskusi dengan baik. Pada
siklus II, guru sudah membimbing kelompok dengan baik, sehingga siswa antusias
dalam diskusi dan melakukan pembelajaran. Kemampuan siswa dalam memahami
struktur cerpen juga sudah baik, dibuktikan setiap kelompok sudah dapat
menyebutkan semua unsur cerpen serta dapat mendeskripsikan unsur-unsur cerpen
dengan baik.
Simpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran
kooperatif siklus II, hasil belajar siswa menjadi lebih meningkat dan siswa menjadi
lebih aktif dalam diskusi. Hal ini disebabkan pada siklus II guru lebih aktif dalam
membimbing diskusi kelompok, daripada siklus I guru kurang aktif dalam
membimbing siswa saat diskusi kelompok, sehingga siswa menjadi pasif dalam
kegiatan diskusi. Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian yaitu: 1) Bagi
guru Bahasa Indonesia, diharapkan lebih aktif dalam membimbing siswa belajar
berkelompok terutama dalam pembelajaran analisis struktur cerpen, 2) Bagi siswa
SLTP, diharapkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model bertukar
pasangan, siswa dapat saling bertukar pikiran dan berbagi ilmu pengetahuan, 3) Bagi
peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam mengkaji
permasalahan ini selanjutnya pada ruang lingkup yang lebih luas.