PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SDN SUPITURANG 01 KECAMATAN PRONOJIWO KABUPATEN LUMAJANG
Abstract
Kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di SD
hanya untuk mencapai target kurikulum. Siswa datang ke sekolah untuk mengikuti
pembelajaran dengan metode ceramah dari guru saja, menulis materi dari buku paket
yang tersedia atau bahkan hanya didikte oleh guru karena kurangnya fasilitas yang
tersedia di sekolah. Kurangnya variasi metode guru dalam menyampaikan pengetahuan
terhadap siswa-siswi dapat mengakibatkan kurangnya motivasi siswa untuk belajar
sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa menjadi kurang dari target minimal (SKM)
yang harus dicapai.
Tujuan dari penelitian ini adalah:
(1). mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran IPA tentang
konduksi,konveksi, dan radiasi dengan menggunakan metode
eksperimen.
(2). untuk mengetahui peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dalam
Pembelajaran IPA tentang konduksi,konveksi, dan radiasi dengan
menggunakan metode eksperimen.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Supiturang 01 Kecamatan Pronojiwo
Kabupaten Lumajang, dengan jumlah siswa 24. Penelitian ini menggunakan penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Metode pengumpulan data
melalui observasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskreptif
kualitatif untuk menganalisis data berupa hasil observasi dan deskreptif kuantitatif untuk
menganalisis data hasil tes formatif. Pengambilan data dilaksanakan mulai tanggal 6 Maret 2010 sampai dengan 11 dan 13 Maret 2010 dengan subyek penelitian siswa kelas
IV SDN Supiturang 01 Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa siswa mengalami peningkatan
aktivitas dan hasil belajar dengan menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran
IPA tentang konduksi,konveksi,dann radiasi. Hasil belajar siswa meningkat karena
metode eksperimen mampu menciptakan pembelajaran yang melibatkan siswa secara
fisik dan mental selama pembelajaran dan memberikan motivasi siswa untuk melakukan
kegiatan yang menyenangkan, menantang, dan bermakna. Siswa menjadi berani untuk
mengemukakan pendapat dan gagasan yang berkaitan dengan pengetahuan yang telah
didapatkan selama kegiatan berlangsung, dan dapat meningkatkan keakraban antara siswa
dan guru, siswa dengan siswa. Hal ini juga membawa dampak yang sangat baik bagi
perkembangan sosial anak.
75%, sedangkan pada siklus II diperoleh data rata-rata nilai 81,31 dengan ketuntasan
klasikal 93,75.