POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) RAWAT INAP DI RS PARU JEMBER TAHUN 2011
Abstract
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang dapat
dicegah dan diobati, ditandai dengan hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya
reversibel, bersifat progresif, dan berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap
partikel atau gas beracun atau berbahaya, disertai efek ekstra-paru yang berkontribusi
terhadap derajat berat penyakitmerupakan penyebab utama kematian keempat di
dunia (PDPI, 2009). Terapi untuk pasien PPOK secara umum meliputi bronkodilator,
glukortikoid, dan antibiotik. Terapi antibiotik yang tepat pada pasien PPOK maupun
yang terkena eksaserbasi dapat mencegah kegagalan pernapasan sehingga dapat
memperbaiki hasil klinis. Namun, penggunaan antibiotik secara tidak tepat dapat
menimbulkan resistensi kuman terhadap antibiotik. Selain itu biaya pelayanan
kesehatan menjadi tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil pasien
PPOK, mengetahui profil antibiotik yang diberikan, dan mengetahui persentase
ketepatan penggunaan antibiotik yang digunakan untuk pengobatan PPOK pada
pasien yang menjalani rawat inap di RS Paru Jember
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilakukan secara
retrospektif dengan menggunakan data Rekam Medik Kesehatan tahun 2011.
Populasi penelitian adalah seluruh pasien dengan diagnosa PPOK di Rumah Sakit
Paru Jember mulai dari tanggal 1 Januari - 31 Desember 2011. Besar sampel
sebanyak 94 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan pengambilan sampel
dilakukan dengan metode Total Sampling.
Berdasarkan hasil penelitian, profil pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK) rawat inap di RS Paru Jember adalah pasien laki-laki sebanyak 86 (91,5%)
dan 8 (8,5%) pasien perempuan dengan rentang umur pada laki-laki yaitu 25 - 44
ix
tahun (1,1%), 45-64 tahun (42,6%), 65+ tahun (47,8%), sedangkan pada perempuan
yaitu 25 - 44 tahun (0%), 45 - 64 tahun (5,3%), 65+ tahun (3,2%). Jenis pekerjaannya
yaitu sebagai petani yaitu 34 pasien (36,2%), wiraswasta 16 pasien (17%), tidak
bekerja 12 pasien (12,8%), pensiunan 9 pasien (9,5%), PNS 8 pasien (8,5%), tidak
mengisi 7 pasien (7,5%), pedagang 3 pasien (3,2%), buruh 3 pasien (3,2%), nelayan 1
pasien (1,1%), dan swasta 1 pasien (1,1%). Profil penggunaan antibiotik di RS Paru
Jember yaitu 79 pasien (84%) mendapatkan antibiotik dan 15 pasien (16%) tidak
mendapatkan antibiotik. Jenis antibiotik yang digunakan adalah ceftriaxone sebesar
38,26%, cefotaxime sebesar 26,09%, ampicillin sebesar 21,74%, levofloxacin sebesar
6,08%, ceftazidime sebesar 4,35%, cefixime sebesar 1,74%, ciprofloxacin sebesar
0,87%, dan erytromicin sebesar 0,87%. Rute pemberian secara intravena (96,5%) dan
secara per oral (3,5%). Persentase ketepatan penggunaan antibiotik antara lain tepat
indikasi 88,3%, tepat obat 100%, tepat dosis 100%, tepat penderita 100%, dan potensi
terjadi interaksi obat 6,4%.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]