PERBEDAAN KADAR SIANOGENIK PADA BAHAN PANGAN SUMBER ZAT GOITROGENIK ANTARA DIREBUS DAN TIDAK DIREBUS
Abstract
Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian efek kekurangan
yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari
pembesaran kelenjar gondok dalam berbagai stadium, gangguan pendengaran,
gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa. Pada wanita hamil dampak
yang ditimbulkan berupa resiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan
pada bayi yang lahir berupa gangguan perkembangan syaraf, mental dan fisik yang
disebut kretin. Semua gangguan ini dapat berakibat pada rendahnya prestasi belajar
anak usia sekolah dan rendahnya produktifitas kerja pada orang dewasa. Defisiensi
yodium biasanya terjadi karena kekurangan yodium dalam air minum. Tanah dan air
merupakan tempat tumbuhnya tanaman pangan bagi konsumsi manusia dan hewan
ternak, namun timbulnya gondok dapat ditemukan pada konsumsi yodium cukup.
Kemungkinan faktor lain penyebab GAKY tersebut antara lain faktor goitrogenik
alami seperti tiosianat, goitrin, dan kekurangan selenium.
Zat goitrogenik adalah zat/bahan yang dapat menghalangi pengambilan yodium
oleh kelenjar gondok sehingga konsentrasi yodium dalam kelenjar gondok sangat
rendah sehingga menghambat pengambilan yodium oleh kelenjar tiroid dan pelepasan
hormon dari kelenjar dengan cara menghasilkan substansi yang bersaing dengan
kelenjar tiroid dalam mengambil yodium. Glukosida sianogenik merupakan senyawa
yang terdapat pada bahan pangan nabati seperti ketela (singkong), jagung, rebung, ubi
jalar dan secara potensial sangat beracun. Pengolahan sederhana adalah suatu metode yang dilakukan agar kadar sianogenik dalam bahan makanan berkurang. Salah satu
kebiasaan yang disukai oleh masyarakat dalam mengolah makanan adalah dengan
perebusan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar
sianogenik pada bahan pangan sumber zat goitrogenik antara direbus dan tidak
direbus.