• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    ANALSISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER

    Thumbnail
    View/Open
    Andi Sumarta-KY_1.pdf (35.28Kb)
    Date
    2014-01-27
    Author
    Andi Sumarta
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer menceritakan pola kehidupan bangsa ini dengan seeting budaya feodalisme Jawa pada zaman kolonialisasi Belanda. Perbedaan trah atau tingkatan kasta pada kalangan masyarakat priyayi yang dikenal dengan keturunan darah biru atau keturunan Kraton Jawa dan masyarakat biasa. Gadis Pantai, seorang gadis cantik anak nelayan yang hidup serba kekurangan di daerah pesisir utara Jawa Tengah. Gadis Pantai dipaksa menuruti permintaan priyayi dari kota yang terpikat akan kecantikannya untuk menikah dengan seorang priyayi. Ketidakmampuan Gadis Pantai untuk menolak, serta orang tua Gadis Pantai yang merasa menjadi sebuah kehormatan apabila bisa menikahkan putrinya dengan seorang keturunan bangsawan. Gadis Pantai berumur empat belas tahun, ia lahir dan dibesarkan di lingkungan kampung nelayan kabupaten Rembang di Jawa Tengah. Hingga suatu ketika datang utusan dari kota untuk menikahkan Gadis Pantai dengan seorang pembesar golongan priyayi yang dikenal dengan sebutan Bendoro. Gadis Pantai pada saat itu masih berumur empat belas tahun dipaksa untuk menikahi Bendoro oleh kedua orang tuanya. Kekuasaan dan kedudukan Bendoro menjadikan kedua orang tua Gadis Pantai menuruti kemauan Bendoro. Pernikahan Gadis Pantai dengan Bendoro tersebut membuat bangga bapak dan ibu Gadis Pantai, karena anak gadisnya dinikahi oleh seorang pembesar yang mempunyai kedudukan. Pernikahan Gadis Pantai tersebut juga membuat orang-orang sekitar kampung nelayan merasa senang dan bangga, karena seorang gadis dari kampung nelayannya telah menjadi istri seorang pembesar. Setelah menjadi istri seorang bangsawan status sosialnya telah meningkat yang semula dari rakyat biasa menjadi priyayi dan akhirnya menjadi apa yang dikenal dengan sebutan Bendoro Putri.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/25750
    Collections
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge) [2320]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository