PERBEDAAN TINGKAT KEPARAHAN MALOKLUSI DAN KEBUTUHANPERAWATAN ORTODONSI BERDASARKAN DENTAL AESTHETIC INDEX (DAI) DENGAN PEER ASSESSMENT RATING INDEX (PAR INDEX) PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER ANGKATAN 2008/2009
Abstract
Pengetahuan tentang oklusi normal dapat digunakan untuk mendignosa
adanya maloklusi secara tepat, karena „maloklusi‟ dinilai sebagai penyimpangan dari
„normal‟. Maloklusi dapat meliputi ketidakteraturan lokal dari gigi-gigi atau malrelasi
rahang pada tiap ketiga bidang ruang sagital, vertikal atau transversal. Maloklusi juga
bisa merupakan variasi biologi sebagaimana variasi biologi yang terjadi pada bagian
tubuh lain, tetapi karena variasi mudah diamati dan mengganggu estetik sehingga
menarik perhatian dan memunculkan keinginan untuk melakukan perawatan
Indek adalah sebuah angka atau bilangan yang digunakan sebagai indikator
untuk menerangkan suatu keadaan tertentu atau sebuah rasio proportional yang dapat
disimpulkan dari pengamatan yang terus-menerus. Dengan menggunakan suatu indek
dapat dinilai beberapa hal menyangkut maloklusi, misalnya prevalensi, kesalahan
maloklusi, dan hasil perawatan. Hal ini menarik perhatian penulis untuk melakukan
penelitian dengan menggunakan dua indek maloklusi yaitu Dental Aesthetic Index
(DAI) dan Peer Assessment Rating Index (PAR Index)
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan keparahan maloklusi
dan tingkat kebutuhan perawatan ortodonsi antara yang diukur berdasarkan Dental
Aesthetic Index (DAI) dengan Peer Assessment Rating Index (PAR Index).
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Desember 2010 – Januari 2011 di Klinik Ortodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Sampel penelitian sebanyak 49 model
gigi hasil cetakan rahang atas dan rahang bawah dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember angkatan tahun 2008/2009 yang sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan penulis. Metode untuk pengambilan sampel yaitu purposive sampling.
Hasil penelitian yang telah diperoleh dianalisa dengan uji statistika non
parametrik yaitu uji Mann-Whitney untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
tingkat keparahan maloklusi dan tingkat kebutuhan perawatan ortodonsi antara yang
diukur berdasarkan PAR Index dan DAI.
Hasil perhitungan Mann-Whitney untuk tingkat keparahan maloklusi
didapatkan nilai signifikansi α = 0,229 (p>0,05), yang berarti tidak ada beda tingkat
keparahan maloklusi antara PAR Index dengan DAI, sedangkan untuk tingkat
kebutuhan perawatan ortodonsi didapatkan nilai signifikansi α = 0,229 (p>0,05), yang
berarti tidak ada beda tingkat kebutuhan perawatan ortodonsi antara PAR Index
dengan DAI.
Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian yaitu tidak terdapat perbedaan
tingkat keparahan maloklusi dan tingkat kebutuhan perawatan ortodonsi antara yang
diukur berdasarkan PAR Index dengan DAI.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]