Pengaruh Ekstrak Tunas Bambu Ater (Gigantochloa Ater Kurz) Terhadap Penurunan Kadar Kolestrol Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) dan Pemanfaatannya dalam Penyusunan Buku Suplemen
Abstract
Dewasa ini pola dan gaya hidup modern semakin menggejala di dalam
masyarakat. Fenomena ini disambut baik sebagai wujud kemajuan pembangunan dan
perkembangan teknologi. Namun, di sisi lain kecenderungan ini dapat merugikan,
karena dapat meningkatkan terjangkitnya penyakit, seperti pembuluh darah dan
jantung (Wiryowidagdo dan Sitanggang, 2002:1). Angka kejadian penyakit pembuluh
darah dan jantung cenderung meningkat dan dapat menimbulkan kecacatan dan
kematian (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009:61). Perilaku yang dapat
meningkatkan peluang terkena penyakit jantung disebut faktor resiko. Kolesterol
tinggi adalah faktor resiko utama penyebab penyakit jantung (Bangun, 2005:5).
Pengendalian penyakit jantung dengan penggunaan obat-obatan yang dapat
menurunkan kadar kolesterol pada penyakit jantung koroner saat ini dirasakan
semakin mahal (Syarkiah et al., 2007:1). Beberapa jenis sayuran dan buah yang
mengandung serat tinggi adalah jagung, ubi rambat, asparagus, ketimun, apel, jeruk,
dan pisang (Cahanar dan Suhanda, 2006:36). Sayuran yang mengandung serat tinggi
lainnya adalah tunas bambu atau rebung. Salah satu jenis tunas bambu yang aman
dikonsumsi adalah tunas bmabu (Gigantochloa ater Kurz) (Maudy dalam Sumarna
dan Susanto, 2005). Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui pengaruh ekstrak tunas
bambu ater (Gigantochloa ater Kurz) terhadap penurunan kadar kolesterol darah
tikus putih (Rattus norvegicus L.), untuk mengetahui dosis ekstrak bambu ater
(Gigantochloa ater Kurz) yang paling efektif dalam penurunan kadar kolesterol darah
tikus putih (Rattus norvegicus L.), dan untuk mengetahui apakah hasil penelitian
tentang pengaruh ekstrak tunas bambu ater (Gigantochloa ater Kurz) terhadap
penurunan kadar kolesterol darah tikus putih (Rattus norvegicus L.) dapat
dimanfaatkan sebagai buku suplemen. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Biologi Program Studi Farmasi dan Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan jumlah sampel tikus putih jantan strain Wistar sebanyak 30
ekor dan dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan yang terdiri dari kelompok kontrol
negatif (K-) tanpa diberikan obat, kelompok kontrol positif (K+) dengan obat standar
simvastatin, kelompok pemberian ekstrak tunas bambu ater dosis 0,45 gr/hari (P
),
kelompok pemberian ekstrak tunas bambu ater dosis 0,3 gr/hari (P
viii
2
1
), kelompok