ISOLASI mRNA DARI KELENJAR SALIVA VEKTOR DENGUE Aedes aegypti SEBAGAI TEMPLATE SINTESIS cDNA PENGKODE FAKTOR IMUNOMODULATOR
Abstract
Hemorraghic Fever atau di Indonesia dikenal sebagai Demam
Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi kejadian luar biasa ditandai dengan case
fatality rate yang masih tinggi tiap tahunnya. Penyakit ini disebabkan oleh virus
dengue dan ditransmisikan ke manusia oleh vektor Aedes aegypti. Terapi yang
digunakan untuk menanggulangi penyakit ini hanya sebatas pada terapi simptomatis
melalui penggunaan obat-obatan, namun upaya ini belum efektif. Vaksinasi
merupakan strategi yang lebih efektif, salah satunya melalui pengembangan
Transmission Blocking Vaccine (TBV). Hipotesis ini didasarkan pada teori bahwa di
dalam saliva vektor Arthropoda mengandung dua komponen penting yaitu faktor
vasomodulator dan imunomodulator. Komponen imunomodulator yang berada di
saliva vektor Arthropoda inilah yang merupakan target potensial dalam
pengembangan TBV. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari potensi saliva
nyamuk Ae. aegypti sebagai target potensial dalam pengembangan vaksin
penghambat transmisi virus dengue penyebab DBD (TBV).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengisolasi mRNA yang
berasal dari RNA total kelenjar saliva Ae. aegypti. Sebanyak 500 pasang kelenjar
saliva diisolasi dari bagian thorax yang berdekatan dengan bagian esophagus, dan 100
pasang diantaranya digunakan untuk isolasi RNA total. Ekstraksi RNA total dari
kelenjar saliva Ae. aegypti dilakukan dengan reagen Trizol. Isolasi kelenjar saliva
dilakukan dengan microdissection dari nyamuk Ae. aegypti yang direaring dalam
skala lab di B2P2VRP Salatiga. Hasil visualisasi RNA total dari 100 pasang kelenjar saliva Ae. aegypti segar pada gel agarose 1,5% menunjukkan adanya dua pita yang
diindikasikan sebagai ribosomal RNA (rRNA) subunit besar (28S) dan rRNA subunit
kecil (18S), sedangkan hasil visualisasi mRNA dari RNA total kelenjar saliva belum
dapat menunjukkan hasil yang memuaskan dikarenakan konsentrasi mRNA yang
rendah dalam sel (sekitar 1-5%) dan atau masih adanya kontaminasi dari rRNA,
sehingga belum dapat digunakan sebagai template dalam pembuatan konstruksi
pustaka cDNA.