PERANAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI)
Abstract
Pada pertengahan tahun 2007, di Indonesia terjadi depresiasi nilai rupiah
terhadap dolar Amerika sehingga berakibat terjadinya krisis ekonomi di Indonesia.
Hal ini berpengaruh pada likuiditas suatu perusahaan, sehingga banyak perusahaan -
perusahaan yang bangkrut karena kesulitan dalam membayar utang-utangnya. Pada
tahun 2009 terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, hal ini menyebabkan
volume perdagangan global merosot tajam, dampaknya adalah banyak industri besar
yang terancam bangkrut, terjadi penurunan kemampuan produksi oleh suatu industri,
dan jumlah pengangguran semakin bertambah. Dampak yang dirasakan dari kedua
kondisi di atas adalah kemungkinan terjadinya financial ditress pada perusahaanperusahaan
di Indonesia. Financial distress dapat ditunjukkan oleh beberapa gejala,
salah satunya adalah jika selama dua tahun berturut -turut perusahaan mengalami laba
bersih negatif, dalam penelitian (Hofer 1980 dan Whitaker 1999, dalam Luciana
Spica Almilia, 2003) menggunakan laba bersih operasi atau (net operating income).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh
tingkat likuiditas, tingkat leverage, tingkat pertumbuhan, dan tingkat profitabilitas
dalam memprediksi terjadinya financial distress. Populasi dari penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan
sampel dipilih dengan metode purposive sampling dengan berdasarkan pada kriteria
yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, perusahaan
telah menerbitkan laporan keuangan selama 2009 sampai dengan 2011, perusahaan
yang telah memiliki data lengkap di Bursa Efek Indonesia. Dari 131 populasi
diperoleh 57 sampel. Setelah dilakukan analisis dapat diketahui bahwa 47 perusahaan
sehat dan 10 perusahaan mengalami financial distress.
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Hal ini
dikarenakan variabel dependen dalam penelitian ini merupakan variabel dummy.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan terbukti
berpengaruh signifikan dalam memprediksi financial distress perusahaan manufaktur
di Indonesia, sedangkan tingkat likuiditas, tingkat leverage, dan tingkat profitabilitas
tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi financial distress.