INTERAKSI SOSIAL REMAJA DENGAN IBU TIRI YANG TINGGAL SATU RUMAH
Abstract
Topik Interaksi Sosial Remaja Dengan Ibu Tiri Yang Tinggal Satu Rumah Studi Kasus di Lingkungan Talangsati Krlurahan Jember Kidul Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember ini sengaja dipilih untuk dijadikan karya tulis ilmiah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana interaksi sosial yang terjadi antara remaja dengan ibu tiri yang tinggal satu rumah .
Tujuan dari penelitaan ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan menganalisis bagaimana interaksi remaja dengan ibu tiri dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini di lakukan di Lingkungan Talangsari, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember. Pada bulan Desember 2009, metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Informan kunci (Key Informant) dalam penelitian ini adalah Bapak Dirman selaku ketua RT 8 yang mengetahui interaksi remaja dengan ibu tirinya di dalam keluarganya. Kemudian terdapat 7 informan yaitu remaja yang dijadikan obyek penelitian. Pengumpulan data dapat di ambil melalui observasi terbatas, wawancara dan dokumentasi. Untuk menganalisis data secara cermat digunakan tehnik triangulasi.
Hasil penelitian ini adalah letak hunian antara remaja dengan ibu tiri yang disebabkan karena satu atap membutat intensitas, frekuensi pertemuan diantara mereka sangat tinggi. Seringnya bertatap muka dan bertegur sapa membuat mereka melakukan kontak dan berkomunikasi yang mengarah kepada kegiatan interaksi seperti (1) kerja sama contohnya : dalam hal pekerjaan rumah, melakukan sholat bersama-sama. (2) persaingan contohnya : dalam hal berebut kasih sayang, dalam hal barang, dan upaya menarik perhatian orang lain.(3) persaingan contohnya : hinaan, caci maki, atau yang disebut konflik non fisik dan perkelahian, yang biasa di sebut konflik fisik.
Analisa dan pembahasan adalah telah terjadi interaksi sosial antar remaja dengan ibu tiri yang tinggal satu rumah, dari kesimpulan ini adanya interaksi yang terjadi seperti adanya suatu kerjasama dalam pekerjaan rumah, dalam melakukan sholat bersama-sama. Dalam melakukan pekerjaan rumah remaja dengan ibu tiri selalu melakukan bersama-sama, didalam melakukan pekerjaan rumah selalu dibagi, semisal ibu memasak sedangkan remaja mencuci, di sini diantara keduanya sudah terjalin kerjasama yang positif. Adanya suatu persaingan dalam merebutkan kasih sayang disini remajalah yang lebih mengalah, karena remaja tidak begitu punya hak, karena diantara ibu tiri dan ayahnya sudah terikat suatu perkawinan yang sah. Banyak fenomena mengatakan dahulu ibu tiri dikenal jahat, tetapi pada kenyataanya remajalah yang jahat. Remaja selalu saja mencari masalah dan perhatian, bagaimana caranya agar bisa membuat ibu tiri tidak betah dengan kelakuanya dan membuat ibu tiri tidak betah di rumah. Maka yang Terakhir adalah pertentangan/konflik dalam hal menghina, mencaci maki bila di antara remaja dengan ibu tiri terjadi masalah. Di dalam suatu pertentangan yang ada didalam keluarga remaja dengan ibu tiri dalam berinteraksi. Di sini remaja putrid dalam pertentangan atau adanya pertikaian dengan ibu tiri, remaja sulit untuk meminta maaf, karena remaja cewek mempunyai prinsip selamanya tidak akan ikut ibu tiri, karena remaja cewek suatu saat akan menikah dan akan menjalin keluarga sendiri dan ikut dengan suami. Karena remaja cewek hatinya lebih sensitif bila ada pembicaraan yang tidak mengenakan dari ibu tirinya. Berbeda dengan remaja putra bila ada pertentangan atau pertikaian dengan ibu tirinya, remaja cowok akan terlebih dulu meminta maaf. Karena, di sini remaja cowok masih membutuhkan kasih sayang dari seorang ibu. Biarpun ibu tiri, remaja cowok bila ada masalah dengan ibu tiri akan mengalah.