PERBEDAAN FAAL PARU ANTARA PEKERJA PENAMBANG BELERANG DAN BUKAN PENAMBANG BELERANG DI DESA TAMANSARI KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI
Abstract
Di wilayah Tamansari Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi terdapat
penambangan belerang yang berada di bibir kawah Gunung Ijen. Bau dari asap
belerang tersebut dapat berpengaruh terhadap lingkungan dan manusia. Berbagai
faktor yang berpengaruh dalam timbulnya penyakit atau gangguan pada saluran
pernapasan akibat debu. Faktor tersebut adalah yang meliputi ukuran partikel, bentuk
konsentrasi, daya larut dan sifat kimiawi. Para pekerja tambang belerang sangat
berpotensi untuk terpapar uap belerang melalui inhalasi, mouth breathing dan kontak
secara langsung. Inhalasi uap belerang dapat menyebabkan iritasi pada mukosa
hidung dan paru-paru. Pada kasus yang berat dapat terjadi edema paru. Mouth
breathing dapat menyebabkan erosi gigi dan kerusakan jaringan periodontium.
Paparan langsung pada kulit dapat menyebabkan eritema, iritasi dan rasa terbakar.
Sedangkan pada mata menyebabkan mata menjadi pedih dan berair. Hasil
pemeriksaan spirometer oleh BP4 Banyuwangi pada survei pendahuluan, terdapat
60% masyarakat sekitar mengalami gangguan fungsi paru dengan kategori restriksi
ringan, restriksi sedang, obstruksi ringan, obstruksi sedang. Pekerjaan sebagai
penambang belerang dan bukan penambang belerang jelas memiliki perbedaan lama
paparan asap dari belerang. Penambang belerang lebih sering terpapar asap belerang
jika dibandingkan dengan bukan penambang belerang. Tetapi tidak menuntut
kemungkinan pekerjaan yang bukan penambang belerang juga memiliki kelainan faal
paru, karena pekerja yang bukan penambang belerang juga terpapar dengan asap
belerang di bibir kawah Gunung Ijen. Disamping itu tempat bermukim penambang
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]