PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MODEL TREFFINGER PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBULU SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2009/2010
Abstract
Kurangnya pemahaman siswa pada materi pelajaran matematika masih sering
terjadi dalam dunia pendidikan. Hal ini dimungkinkan, salah satunya oleh
pembelajaran yang diterapkan guru, yang menyebabkan siswa kurang berinteraksi
dengan komponen yang ada di lingkungan kelas. Permasalahan ini menjadi latar
belakang dari penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
menerapkan pembelajaran kooperatif dengan model Treffinger. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif dengan
model Treffinger, bagaimana aktivitas siswa dan berapa ketuntasan hasil belajar
siswa secara klasikal dalam pembelajaran kooperatif dengan model Treffinger.
Penelititian ini dilaksanakan di kelas VIII A SMP Negeri 1 Ambulu pada bulan
Nopember 2009.
Pembelajaran kooperatif dengan model Treffinger terdiri dari 3 tingkat, yaitu
tingkat I fungsi divergen, tingkat II proses berpikir dan perasaan majemuk, dan
tingkat III keterlibatan dalam tantangan nyata. Pada tingakat I siswa diberikan
pertanyaan terbuka, pada tingkat dua siswa diberikan suatu soal tentang konsep yang
sedang dipelajari, dan pada tingakt III siswa diberikan permasalahan yang
berhubungan dengan kehidupan-sehari-hari. Penyelesaian soal oleh siswa dikerjakan
secara berkelompok dan hasil pekerjaan siswa dipresentasikan.
Dalam pengambilan data, penelitian ini menggunakan metode dokumentasi,
observasi, tes, dan wawancara. Data yang akan dianalisis adalah hasil observasi
aktivitas siswa dan guru, serta hasil belajar s
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif
dengan model Treffinger berjalan dengan baik dan lancar hal ini diindikasikan pada
kegiatan-kegiatan guru telah dilaksanakan sesuai dengan rancangan pembelajaran dan
guru tidak mengalami kendala yang berarti dalam melaksanakan pembelajaran.
Aktivitas siswa pada fungsi divergen adalah menyampaikan pendapat yang mencapai
persentase sebesar 76,67% yang termasuk pada kategori aktif. Aktivitas siswa pada
proses berpikir dan perasaan majemuk adalah aktivitas bertanya/menjawab mencapai
persentase sebesar 70% yang termasuk kedalam kategori aktif, aktivitas
bekerja/berdiskusi dengan kelompok mencapai pesentase sebesar 91,6%, yang
termasuk kategori sangat aktif. Aktivitas siswa pada tingkat III keterlibatan dalam
tantangan nyata adalah aktivitas presentasi mencapai pesentase sebesar 86,67% yang
termasuk kategori sangat aktif, dan aktivitas siswa dalam memecahkan masalah
mencapai pesentase sebesar 87,5% yang termasuk kategori sangat aktif. Selain itu,
hasil belajar siswa telah tuntas secara klasikal dengan mencapai persentase ketuntasan
sebesar 87,5%.
Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember.