KONSENTRASI EFEKTIF EKSTRAK JAHE MERAH SEBAGAI PEMBERSIH GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK TERHADAP JUMLAH Streptococcus mutans
Abstract
Bahan yang paling sering digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan adalah resin akrilik poli(methil metakrilat), terutama resin akrilik polimerisasi panas. Kekurangan resin akrilik adalah dapat menyerap air melalui porositasnya. Bagian basis yang berkontak erat dengan jaringan mulut jarang dilakukan pembersihan oleh lidah dan saliva. Pemakaian yang telah berlangsung lama cenderung menimbulkan perubahan dan kerusakan pada jaringan mulut yang sangat berkaitan dengan jumlah formasi plak. Streptococcus mutans merupakan bakteri dengan jumlah terbesar pada plak gigi. Salah satu cara merawat gigi tiruan adalah dengan merendam dalam pembersih baik alami maupun buatan. Bahan pembersih kimia yang sering digunakan adalah sodium hypochlorite. Jahe merah mengandung minyak atsiri yang terbukti menghambat pertumbuhan bakteri, dengan konsentrasi lebih besar dari jenis jahe lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman plat resin akrilik dalam ekstrak jahe merah (Zingiber Officinale Rose) terhadap pertumbuhan bakteri S.mutans pada plat resin akrilik heat cured dan untuk mengetahui konsentrasi yang efektif membunuh bakteri S.mutans pada plat resin
akrilik heat cured.
Jenis penelitian adalah experimental laboratories dengan pendekatan post test only control group design pada lempeng resin akrilik heat cured 10x10x1 mm. Pengelompokan sampel terdiri dari kelompok kontrol (aquades dan sodium hipoklorit ) dan kelompok perlakuan (ekstrak jahe merah 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,3%, 3,13%, dan 1,7%) masing-masing 3 lempeng yang direndam. Perhitungan jumlah S.mutans dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer.
Jumlah s.mutans terbanyak terdapat pada plat yang direndam dengan aquades steril (9,21. 108) dan paling sedikit dengan NaOCl (2,56. 108). Setelah diuji normalitas dan homogenitas, pada uji One Way ANOVA data menunjukkan nilai hitung yang signifikan p=0,000 (p<0,05), artinya ada pengaruh antara ekstrak jahe merah terhadap pertumbuhan S.mutans pada plat. Hasil uji LSD menunjukkan terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antar konsentrasi, namun ada beberapa yg tidak. Jahe merah konsentrasi 100%, 50%, dan NaOCl 0,05% tidak berbeda signifikan sehingga konsentrasi yang dikatakan efektif membunuh S.mutans adalah 50%. Daya antibakteri ekstrak jahe merah berasal dari kandungan minyak atsiri dan oleoresin yang terdiri dari senyawa-senyawa turunan fenol. Kavikol dalam minyak atsiri lima kali lebih kuat dari fenol biasa. Fenol berikatan dengan protein dinding sel dan membran sitoplasma bakteri melalui ikatan hidrogen sehingga struktur protein menjadi rusak. Sodium hipoklorit merupakan bahan antibakteri yang bersifat basa kuat dan dengan konsentrasi 1% saja telah dapat membunuh bakteri, sehingga pada hasil penelitian sodium hipoklorit membunuh bakteri paling banyak. Ekstrak jahe merah 100% juga masih merupakan campuran dari banyak senyawa, tidak spesifik seperti sodium hipoklorit, sehingga mungkin terdapat senyawa lain yang mengurangi daya anti bakteri dari senyawa tertentu yang terkandung dalam ekstrak tersebut.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian adalah terdapat pengaruh perendaman plat resin akrilik dalam ekstrak jahe merah (Zingiber Officinale Rose) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans pada plat resin akrilik heat cured dan konsentrasi ekstrak jahe merah yang efektif membunuh bakteri S. mutans pada plat resin akrilik heat cured adalah konsentrasi 50%.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]