ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH ACFTA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2008 – 2011
Abstract
ACFTA merupakan kesepakatan mengenai perdagangan bebas kawasan
ASEAN dan China. Produk-produk impor dari ASEAN dan China akan lebih
mudah masuk ke Indonesia dan lebih murah karena adanya pengurangan tarif dan
penghapusan tarif. Sebaliknya, Indonesia juga memiliki kesempatan yang sama
untuk memasuki pasar dalam negeri negara-negara ASEAN dan Cina. Melakukan
perdagangan bebas tarif bersama China akan mendatangkan dampak positif dan
negatif bagi kondisi perekonomian negara dan perusahaan di Indonesia. Melihat
dampak positif dan negatif dari terselenggaranya ACFTA menjadi pembahasan
yang menarik untuk dicermati, terutama di negara Indonesia sebagai salah satu
subjek hukum internasional yang memiliki potensi keunggulan komparatif.
Pengukuran dampak dari adanya ACFTA dalam penelitian ini adalah kinerja
keuangan perusahaan berdasarkan data laporan keuangan perusahaan manufaktur
sebelum dan sesudah ACFTA. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan
menganalisis kinerja keuangan perusahaan manufaktur dari adanya ACFTA yang
diukur berdasarkan rasio keuangan antara lain Current Ratio, Debt Equity Ratio
(DER), Return on asset (ROA), Return on equity (ROE), Net profit margin
(NPM), Gross profit margin (GPM), dan Operating profit margin (OPM), Total
asset turnover ratio (TATO).
Sampel perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang
berdasarkan ISEI diperkirakan terkena dampak ACFTA. Metode pengambilan
sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Data yang digunakan untuk
penelitian adalah laporan keuangan perusahaan manuktur dari tahun 2008 – 2011.
Data tersebut digunakan untuk dianalisis perbedaan kinerja keuangan antara
sebelum dan sesudah ACFTA. Alat analisis yang digunakan adalah Uji
Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui data terdistribusi normal atau tidak
ix
normal. Kemudian apabila data terdistribusi normal digunakan Paired Sample t
Test, dan jika tidak terdistribusi normal menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test.
Hasil analisis data yang dilakukan menyimpulkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan manufaktur yang diukur dengan rasio keuangan perusahaan yang
digunakan dalam variabel penelitian ini, menunjukkan tidak ada perbedaan pada
sebelum dan sesudah ACFTA. Tidak terdapatnya perbedaan kinerja keuangan dari
adanya ACFTA menurut beberapa ahli karena pasar domestik indonesia yang kuat
dan ditunjang bahan baku yang melimpah di indonesia. Kemudian dampak positif
dari ACFTA juga belum terasa signifikan, hal ini dikarenakan indonesia masih
terkendala dengan infrastruktur, tingginya biaya ekonomi, kemampuan sumber
daya manusia, dan ruwetnya birokrasi.