WANITA HAMIL PEMELIHARA KUCING DAN RISIKO TOKSOPLASMOSIS DI WILAYAH KABUPATEN JEMBER
Abstract
Toksoplasmosis adalah penyakit pada kucing dan mamalia lain yang disebabkan oleh parasit protozoa Toxoplasma gondii, pada toksoplasmosis tidak terdapat gejala pada penderita namun akan menyebabkan kecacatan pada bayi yang akan dilahirkan oleh penderita toksoplasmosis (Levine, 1990).
Toksoplasmosis diterapi dengan kombinasi pirimetamin dan sulfonamida. Kedua obat ini dapat melalui sawar-darah otak. Parasit T. gondii membutuhkan vitamin B untuk hidup. Pirimetamin menghambat pemerolehan vitamin B (asam folat/B9) oleh T. gondii, sedangkan sulfonamida menghambat pemakaiannya. Dosis normal obat ini adalah 50 mg pirimetamin dan 6-8g sulfonamid per hari (Katzung, 1998:751). Spiramycin merupakan antibiotika yang paling banyak digunakan untuk menangani kasus toksoplasmosis di Eropa, dosis spiramycin untuk profilaksis toksoplasmosis kongenital 3 kali sehari 3 juta Internasional Unit (3 MIU) selama 3 minggu, lalu diulang setelah interval 2 minggu hingga saat partus (Williams, 2006).
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah wanita hamil pemelihara kucing memiliki risiko terjadinya toksoplasmosis di wilayah Kabupaten Jember. Tujuan khusus pada penelitian ini adalah mengetahui kebiasaan wanita hamil pemelihara kucing yang dapat mempengaruhi risiko toksoplasmosis, mengetahui faktor-faktor lain (usia, pendidikan, pekerjaan, dan tempat tinggal) yang berpengaruh terhadap risiko toksoplasmosis, serta untuk mengetahui angka risiko toksoplasmosis pada hasil uji ELISA dengan protein rekombinan GRA-1.
Untuk penelitian ini jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian analitik cross sectional yakni dilakukan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode tertentu dan setiap subyek hanya dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian.
Berdasarkan letak geografisnya penelitian ini dilakukan di empat Kecamatan Kabupaten Jember yaitu di Kecamatan Sumbersari, Kecamatan Patrang, Kecamatan Rambipuji, dan Kecamatan Puger. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah wanita hamil pemelihara kucing, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah risiko toksoplasmosis. Variabel bebas lain yang ikut diteliti dalam penelitian ini adalah usia, pendidikan pekerjaan, dan tempat tinggal. Variabel lain yang tidak ikut diteliti adalah status imunologi.
Pada penelitian ini data yang digunakan merupakan data primer. Data tersebut diperoleh dengan cara mengambil sampel serum dari darah penduduk yang berdomisili di Wilayah Kabupaten Jember periode Maret-Mei 2009.
Pengolahan data dilakukan setelah pengolahan data sampel penelitian di dalam laboratorium. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan, dianalisis dengan Chi-Square Test, disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, serta didiskripsikan dalam bentuk narasi. Analisis statistik ditampilkan dalam bentuk STATA versi 6. Data yang mempunyai nilai p 0,25 dilakukan analisis bivariat menggunakan uji regresi Cox. Pengambilan kesimpulan statistik dilakukan dengan tingkat kepercayaan α= 0,05.
Dalam penelitian ini, menurut hasil analisis bivariat nilai p tidak ada yang ≤0,25 sehingga tidak dilanjutkan dengan analisis multivariat menggunakan regresi Cox maka tidak ditemukan faktor risiko lain yang bermakna dalam menimbulkan kejadian toksoplasmosis. Persentase wanita hamil yang memiliki kebiasaan memelihara kucing pada kasus positif toksoplasmosis pada penelitian ini adalah sebesar 22,50%, namun kebiasaan memelihara kucing pada wanita hamil ini tidak menjadi faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian toksoplasmosis di Kecamatan Sumbersari, Kecamatan Patrang, Kecamatan Rambipuji dan Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Faktor-faktor lain seperti usia, pendidikan, pekerjaan, dan tempat tinggal juga tidak terbukti berpengaruh terhadap risiko toksoplasmosis.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]